Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Timnas U-16 Indonesia sukses meraih gelar juara Piala AFF U-16 2018, mantan Bupati Purwakarta jadi sosok penting dalam pembinaan sepak bola.
Terdapat lima pemain lulusan akademi sepak bola ASAD Jaya Perkasa binaan mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi.
Lima pemain lulusan ASAD Jaya Perkasa dalam skuat Fakhri Husaini itu antara lain: Yadi Mulyadi, Hamsa Medari Lestaluhu, Ahludzz Dzikri, Muhammad Talaohu, dan Muhammad Fajar Fatur Rachman.
(Baca juga: Pertama Tampil Bareng di Laga Liga Jepang, Iniesta dan Podolski Beri Hasil Manis ke Vissel Kobe)
Salah seorang pemain jebolan akademi ASAD sukses mencetak gol pada laga final Piala AFF U-16 2018 antara timnas U-16 Indonesia melawan timnas U-16 Thailand.
Pertandingan yang digelar di Stadion Gelora Delta Sidoarjo pada Sabtu (11/8/2018) itu dimenangi oleh timnas U-16 Indonesia melalui babak adu penalti.
(Baca juga: Mantap! Begini Dukungan Masyarakat Desa Pancuranmas untuk Bagus Kahfi dan Bagas Kaffa)
Dilansir BolaSport.com dari Tribun Jabar, atas pencapain itu, Dedi Mulyadi selaku pembina ASAD Jaya Perkasa mengaku terharu sekaligus bahagia.
(Baca juga: Fernando Torres Starter Lagi dan Beri Kemenangan, Klub Jepang Ini Tinggalkan Zona Merah)
Dia berterima kasih untuk dedikasi yang diberikan oleh anak-anak didik ASAD selama turnamen berlangsung.
Menurut Dedi, kerja keras serta disiplin dalam berlatih merupakan faktor penentu kemenangan selain doa yang selalu dipanjatkan.
(Baca juga: Tegaskan Timnya Tidak Boleh Terlena, Ini Harapan Gelandang Timnas U-16 Indonesia Pasca Menjadi Juara)
"Saya terus terang terharu, saya bahagia. Anak-anak dari desa mampu membuktikan diri. Apresiasi setinggi-tingginya saya sampaikan kepada semua pihak," kata Dedi Mulyadi.
Kemenangan tersebut disebut Dedy sebagai kado untuk peringatan kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus 2018.
(Baca juga: Sejarah Indah Indonesia di Piala AFF U-16/U-17, Selalu Diraih dari Kemenangan Atas Thailand)
"Ini kado untuk peringatan kemerdekaan kita," ucapnya.
Disiplin dalam latihan juga dijelaskan oleh Manajer ASAD Jaya Perkasa, Habib Alwi Hasan, sebagai pemikiran kultural Dedi yang diadopsi menjadi peraturan yang harus ditaati di akademi.
Salah satunya seperti mengharuskan para anak didik untuk bangun tidur sebelum ayam berkokok.
(Baca juga: Klub Malaysia yang Punya Dana Melimpah Akhirnya Mendepak Pelatih Karteker Mereka)
"'Anak ASAD yang muslim salat subuh berjamaah kemudian mengaji. Teman-temannya yang non-muslim menyesuaikan emmpelajari kitab agamanya.," tutur Alwi.
Habib Alwi juga menegaskan bahwa peraturan tersebut merupakan kewajiban yang harus dijalankan.
(Baca juga: Timnas Indonesia Juara Piala AFF U-16, Evan Dimas: Tetap Membumi!)
"Intinya, bangun pagi menjadi kewajiban. Ini belajar karakter," lanjut dia.
Dia juga menambahkan pemilihan anak desa yang dilakukan bukan tanpa alasan.
(Baca juga: Ryuji Utomo Starter dan Main Penuh, Klubnya Pesta Enam Gol di Liga Thailand)
Diakui Habib, kultur anak desa cenderung kuat dan tidak cengeng saat menerima pelajaran.
Meski demikian, dia juga mengakui kultur tersebut ada dalam diri anak kota meski dalam frekuensi yang tidak masif.
(Baca juga: Eks Penyerang Arema FC Cetak Gol, Persipura Kalah dari PS Tira)
"Kuat dalam berbagai hal dan mudah diarahkan, tidak cengeng," tutur Habib Alwi.
"Ini terus terang saja melatar belakangi saya dan Kang Dedi untuk terus apruk-aprukan (menjelajahi) desa. Kita konsisten mencari bibir pemain sepak bola."
(Baca juga: Siap-siap, Timnas U-16 Indonesia Bakal Diguyur Bonus dari PSSI)