Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pengelolaan transportasi Asian Games XVIII 2018 di Jakabaring Sport City (JSC) masih amburadul. Akibatnya puluhan wartawan maupun atlet harus menunggu angkutan.
Hal ini dapat terjadi akibat kurangnya koordinasi antara Inasgoc dengan panitia daerah dalam mengatur jadwal dan penggunaan sarana transportasi.
Ironisnya, kurang rapihnya pengelolaan transportasi itu juga mengakibatkan banyaknya atlet terlambat datang ke venue maupun saat kembali ke wisma atlet untuk beristirahat usai pertandingan.
(Baca Juga: Sanjungan Ganjar Pranowo untuk 3 Pebalap Downhill Penyumbang Medali di Asian Games 2018)
Tak hanya atlet, masalah serupa juga dialami wartawan peliput Asian Games 2018.
Misalnya, kuli tinta peliput cabor dayung harus menempuh perjalanan berkilo-kilo meter dari venue dayung hingga ke Main Press Center (MPC).
Hal itu harus dilakukan karena MPC berada di luar venue Jakabaring Sportcity.
Muhammad, salah satu wartawan televisi nasional misalnya, menunggu transportasi jemputan media hingga dua jam di venue Dayung.
Tetapi karena tidak kunjung tiba, dia terpaksa harus berjalan menuju MPC.
"Waduh untung kami media lokal, kalau terkena media asing negara bisa malu. Kami sudah berusaha mengontak bidang transportasi jawabanya hanya normatif,” ujar Muhammad.
(Baca Juga: Tim Asuhan Luis Milla Punya Catatan Buruk Lawan Tim Timur Tengah, Hanif Sjahbandi Tak Khawatir)
Dari pantauan BolaSport.com yang sedang berada di depan Wisma atlet yang tidak jauh dari venue tenis, terlihat dua orang atlet Jepang harus mengalah dengan panita lokal dalam menggunakan alat transportasi mobil golf.
Sementara, seorang petugas pengamanan berusaha menyarankan panitia untuk mendahulukan atlet. Tapi, oknum panita tersebut tetap dengan santai menyerobot mobil golf.
Karena kesal dengan ulah oknum panitia tersebut, wartawan dan atlet, termasuk pengunjung Jakabaring Sportcity menyoraki oknum panitia tersebut.
“Ini bagaimana panitia seharusnya atlet yang didahulukan, kenapa lebih mementingkan kepentingan sendiri,” celetuk salah seorang wartawan.
Renang Belum Sumbang Medali, PRSI Legawa https://t.co/0M9xWHLgpv
— BolaSport.com (@BolaSportcom) August 21, 2018
Masalah transportasi angkutan wartawan sebenarnya sudah diatur oleh panitia lokal.
Panitia lokal menyediakan 3 shuttle bus untuk mobilisasi wartawan ke venue, tetapi dalam kenyataan mobilisasi tersebut tidak berjalan dengan efekfif.
Sehari sebelum hari pelaksanaan, panitia lokal sempat mengizinkan wartawan menggunakan kendaraan bermotor.
(Baca Juga: Arsene Wenger Beberkan Klub yang Bakal Dilatih Thierry Henry )
Tetapi memasuki hari kedua kendaraan bermotor tidak diizinkan masuk ke lokasi pertandingan.
Mirisnya, aparat keamanan dan Dinas Perhubungan justru menggunakan kendaraan bermotor di dalam lingkungan venue.
Padahal INASGOC telah menerapkan aturan penggunaan kendaraan berbahan bakan non fosil seperti hidrogen dan listrik.
(Baca Juga: Ramalan Jose Mourinho Jadi Pengangguran Hampir Jadi Nyata)
Wakil Ketua Umum INASGOC, Syafri Syamsudin mengaku akan menambah transportasi untuk wartawan agar memudahkan mobilisasi dalam melakukan tugas peliputan.
"Ada yang menjadi prioritas kami untuk menambah transportasi untuk wartawan, juga memantau jaringan WIFI di MPC. Bagaimana kinerja telkom untuk memudah kerja para jurnalis,” ujar Syafri.
Sementara Gubernur Sumsel, Alex Noerdin mengatakan akan menertibakan transportasi diluar bahan bakar non fosil sebagai program go green di Jakabaring Sportcity Palembang.
Sebuah kiriman dibagikan oleh BolaSport.com (@bolasportcom) pada