Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Saat Lansia Bersaing di Kejuaraan Dunia Masters 2018

By Persiana Galih - Jumat, 7 September 2018 | 09:19 WIB
Sprinter usia 90 tahun ke atas, Yoshiyuki Shimizu (Brazil/seragam kuning paling depan), Falbir Singh Deol (Inggris/Seragam putih posisi kedua), dan Rad Leovic (Australia/seragam hijau posisi ketiga), tengah bersaing di nomor lari 100 meter Kejuaraan Dunia Masters Atletik 2018. (PERSIANA GALIH/BOLA)

Olahraga bukan hanya tidak mengenal siapa. Lebih daripada itu, olahraga pun tidak mengenal usia, terutama untuk Kejuaraan Dunia Masters Atletik 2018 di Malaga, Spanyol.

Teriakan penonton sudah berdengung, bahkan sebelum sprinter 100 meter Rad Leovic (Australia), Yoshiyuki Shimizu (Brazil), dan Falbir Singh Deol (Inggris) memulai balapannya.

Bukan karena mereka sudah terkenal, melainkan karena ketiganya berada di usia di atas 90 tahun. 

Dalam usia nyaris seabad itu, biasanya seseorang sudah terkulai lemah. tetapi, ketiga kakek ini sama sekali tidak.

Dengan seragam dari masing-masing negara, ketiganya terlihat mengikuti perlombaan lari 100 meter Kejuaraan Dunia Masters Atletik 2018 (Kategori usia di atas 90 tahun) dengan amat serius.

(Baca Juga: Dedeh Erawati Sabet Perak 100 Meter Kejuaraan Dunia Masters 2018)


Penonton Kejuaraan Dunia Masters Atletik 2018 di Malaga, Spanyol.(PERSIANA GALIH/BOLA)

Sesaat setelah pelatuk pistol ditekan, teriakan penonton makin bergema. Shimizu, sprinter Brasil berdarah Jepang itu, melesat sendiri meninggalkan kedua rivalnya.

Ia menuntaskan trek 100 meter dengan catatan waktu 18,46 detik. Tak satu pun penonton menyangka waktu tersebut akan dicapai oleh Shimizu.


Sprinter usia 90 tahun ke atas asal Brazil, Yoshiyuki Shimizu, berpose setelah memenangi nomor lari 100 meter Kejuaraan Dunia Masters Atletik 2018.(PERSIANA GALIH/BOLA)