Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Yang terakhir datang dari Irlandia, yakni Snezana Bectina, yang menuntaskan heat lima dengan catatan waktu 26,15. Ia masuk dalam tiga besar pesaing, karena terlihat berlari dengan baik selama melakoni kualifikasi.
Meski tidak menjadi yang terbaik selama babak kualifikasi, Dedeh dan pelatihnya, Fahmy Fachrezzy, tidak merasa kecewa. Sebaliknya, mereka malah bersyukur dengan hasil tersebut.
(Baca Juga: Cristiano Ronaldo Tak Lagi Dirindukan di Real Madrid, Ini Alasannya)
“Kami terlihat keluar dari radang persaingan mereka (Ketiga atlet). Jadi, pikiran Dedeh tidak terlalu terbebani dan mampu berlari apik selama tampil di semifinal dan final 200 meter,” ujar Fahmy.
Sprinter yang pernah mewakili Indonesia untuk Olimpiade Beijing 2008 itu tidak muluk-muluk dalam melakoni nomor 200 meter. “Saya berpikir dapat medali perunggu saja sudah lebih dari cukup,” tutur Dedeh.
Seperti diketahui, dalam berbagai kejuaraan, nomor unggulan Dedeh adalah lari 100 meter dan lari 100 meter gawang. Namun, peluang Dedeh untuk menembus posisi satu dan dua di nomor 200 meter Kejuaraan Dunia Masters 2018 masih terbuka lebar.
Pasalnya, kata Fahmy, babak final tidak melulu soal kecepatan, melainkan juga pengontrolan emosi.
“Siapa sprinter yang bisa mengontrol emosinya, dia yang akan menang. Sebab, hanya karena emosi, seorang sprinter bisa kehilangan teknik yang sudah mereka pelajari selama berlatih,” ujar Fahmy.