Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Liliyana Natsir Ungkap Momen Terindah dan Paling Mengesalkan Sepanjang Karier

By Wisnu Nova Wistowo - Selasa, 11 September 2018 | 05:20 WIB
Pebulu tangkis ganda Indonesia, Liliyana Natsir (tengah) berbicara di tengah konferensi pers pemberian apresiasi sebagai juara Indonesia Open 2018 di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta, Rabu (11/7/2018). ( DJARUM FOUNDATION )

Pebulu tangkis ganda campuran Indonesia, Liliyana Natsir, mengungkapkan momen terindah dan paling mengesalkan sepanjang perjalanan kariernya.

Pasangan Tontowi Ahmad itu telah mengonfimasi kepastian untuk pensiun sebagai pebulu tangkis profesional pada awal 2019.

Atlet asal Manado yang akrab disapa Butet ini telah menorehkan sederet kesuksesan di pentas bulu tangkis dunia.

Prestasi terbesarnya adalah memenangi medali emas di Olimpiade 2016, Rio de Janeiro, Brasil.

(Baca juga: Egy Maulana Vikri Debut di Lechia Gdansk, Media Polandia Sebut Postur Tubuh Egy Pengaruhi Hal Ini)

Buat Liliyana kesuksesan tersebut merupakan momen terindah sepanjang perjalanan kariernya.

"Ada beberapa sih, cuma yang paling topnya ya Olimpiade 2016 di Rio. Semua atlet pasti punya cita-cita dan tujuan untuk menjadi juara Olimpiade," kata Liliyana beberapa waktu lalu di Kudus kepada BolaSport.com.

"Bisa meraih pencapaian itu buat saya sebagai suatu kebanggaan dan momen terindah dalam prestasi saya," ucapnya.

Tak hanya momen terindah, atlet yang sudah berusia 33 tahun ini juga mengungkapkan momen paling mengesalkan sepanjang perjalanan karier.

"Sebenarnya lebih kesal pada kejuaraan dunia 2015 di Jakarta karena melawan Zhang Nan/Zhao Yunlei di semifinal itu saya menang di gim pertama dan gim kedua saya sudah unggul 20-18 dan bisa kalah," ucap Liliyana.

"Di situ kelihatannya saya bisa menerima dan tegar. Akan tetapi, di dalam hati waktu cerita ke teman dan keluarga mata saya berkaca-kaca karena belum bisa move-on dan terima kekalahan itu," ujarnya.

Selain itu, Liliyana juga mengaku kecewa meski tidak terlalu mendalam dan menyesakkan hati.

Alasannya karena ia merasa di penghujung kariernya masih mendapat kesempatan untuk bermain di Asian Games 2018.

Terlebih sebelumnya ia juga memang sudah berkomitmen untuk tidak meminta apa-apa lagi kepada Tuhan jika bisa memenangi medali emas Olimpiade.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P