Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Perusahaan sepatu asal Oregon, Amerika Serikat, Nike, dihantam aksi gelombang protes cukup masif di Amerika Serikat, 3 September 2018.
Sejumlah warga Amerika Serikat, mengunggah tagar boikot Nike di media sosial.
Tak sedikit pula yang mengunggah foto dan video aksi yang lebih ekstrem, merusak atau bahkan membakar sepatu Nike mereka.
(Baca juga: 4 Pemain Idaman Zinedine Zidane di Manchester United, Salah Satunya Penggemar Tsubasa)
Gelombang protes warga AS memboikot Nike ini ternyata dipicu oleh keputusan Nike menjadikan atlet kontoversial sebagai bintang iklan terbaru mereka.
Seruan memboikot Nike terjadi beberapa jam setelah Nike merilis iklan yang menggandeng pemain NFL atau American Football, Colin Kaepernick.
Dalam iklan yang memasang foto wajah Colin Kaepernick itu, Nike menyerukan slogan terkenal mereka: Just Do It.
Nike juga menyertakan kalimat: Percayalah pada sesuatu. Meski itu berarti mengorbankan segalanya.
Kaepernick menuai kontroversi setelah pada 2016 ia memilih untuk berlutut ketika mendengar lagu kebangsaan Amerika Serikat sebelum laga.
Padahal seharusnya ia berdiri sambil memegang dada sebagai bentuk penghormatan bagi lagu kebangsaan.
Aksi ini merupakan bentuk protes damai yang ia lakukan untuk menentang penindasan dan isu rasisme yang terjadi pada orang kulit hitam di Amerika Serikat.
Insiden yang menjadi pemicu protes Kaepernick adalah kematian seorang warga kulit hitam di tangan polisi dalam sel tahanan.
Aksi Kaepernick menuai banyak kontroversi.
Sebagian warga Amerika Serikat mendukung aksinya, sementara sebagian lainnya menganggap aksi tersebut sebagai bentuk penghinaan terhadap lagu nasional dan prajurit yang meninggal untuk Amerika Serikat.
Presiden Trump telah memerintahkan pemain-pemain yang berlutut saat mendengar lagu kebangsaan untuk dipecat dari klubnya.
Benar saja, pasca insiden ini Colin Kaepernick tak lagi dipakai oleh klubnya, San Fransisco 49ers (FourtyNiners).
Tak ada klub NFL yang berani merekrutnya, meski ia adalah seorang pemain paling berbakat di olahraga khas Amerika yang mirip rugby ini.
First the @NFL forces me to choose between my favorite sport and my country. I chose country. Then @Nike forces me to choose between my favorite shoes and my country. Since when did the American Flag and the National Anthem become offensive? pic.twitter.com/4CVQdTHUH4
— Sean Clancy (@sclancy79) September 3, 2018
Saat ini Kaepernick tengah mengajukan tuntutan pada NFL terkait kasus ini.
Sementara itu, meski dilarang oleh presiden Trump, aksi Kaepernick justru semakin tersebar luas.
Sejak 2016, terhitung telah ada lebih dari 200 pemain NFL yang berlutut saat mendengar lagu kebangsaan Amerika Serikat sebelum laga.
(Baca juga: Jose Mourinho dan Ancaman Rp 961 Miliar untuk Eks Kapten Chelsea)
Hanya beberapa jam setelah Nike menayangkan iklan yang dibintangi Kaepernick, warga Amerika memulai aksi boikot Nike.
Mereka menganggap Nike malah mempromosikan seorang pria yang melakukan penghinaan terhadap Amerika Serikat.
Sementara itu, meski banyak warga yang membakar dan menghancurkan produk Nike sebagai bentuk boikot, penjualan produk online Nike naik 31% sejak mengumumkan Kaepernick sebagai brand ambassador.