Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Shincho memperkuat posisinya dengan kutipan dari sumber yang menganggap skandal itu tidak terkait dengan olahraga.
Seorang reporter Jepang yang tinggal di Jakarta menjelaskan bagaimana lingkungan tempat para pemain yang tengah minum menjadi lebih baik untuk prostitusi dalam beberapa tahun terakhir.
Editor sebuah majalah tentang perdagangan seks Asia membandingkan kegiatan PSK di Indonesia dengan negara lain. PSK Indonesia dianggap lebih sopan daripada orang Thailand atau Filipina.
Shincho mempertanyakan keputusan Asahi Shimbun yang melaporkan pertemuan para pemain yang terjadi pada larut malam.
Laporan Asahi Shimbun dianggap dibuat berdasarkan rasa profesionalisme jurnalistik yang angkuh. Laporan tersebut tidak hanya menghancurkan kehidupan para pemain ini, tetapi juga memfokuskan perhatian ke salah satu daerah di Jakarta.
Shincho tidak sendirian. Twitter dan media sosial lainnya dipenuhi dengan keluhan tentang Asahi Shimbun. Beberapa orang dituduh dengan sengaja menghancurkan peluang bola basket Jepang pada Asian Games meskipun sebagian besar kritik ini membenci organisasi media sejak awal.
Reporter Yuko Shimazawa dalam artikel 22 Agustus di Business Insider Japan, mempertanyakan tindakan pebasket ini karena mereka dianggap mengetahui kampanye mencegah perdagangan manusia dalam event olahraga internasional. Tetapi, tetap melakukannya.
Pemain dan Asosiasi Bulu Tangkis Jepang (JBA) telah meminta maaf kepada kelompok parlemen yang dibentuk selama mereka menghadapi hukuman dari Federasi Bola Basket Internasional (FIBA).
Jepang diskors pada 2014 setelah FIBA menuntut perubahan pada pemerintahan mereka, termasuk menggabungkan dua liga mereka.
The Parliamentary Diet dibentuk pada Desember 2015 untuk mempromosikan kebangkitan bola basket Jepang.