Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Banyak Omong Nihil Tindakan, Manajer Deontay Wilder Sentil Anthony Joshua

By Samsul Ngarifin - Sabtu, 1 Desember 2018 | 17:21 WIB
Deontay Wilder saat sesi penimbangan jelang pertarungan melawan Tyson Fury di Staples Center, Los Angeles, AS, Jumat (30/11/2018). (INDEPENDENT.CO.UK)

"Dia bertarung dengan Alexander Povetkin, jauh lebih sedikit. Mungkin setengah dari apa yang kami tawarkan," ujar Finkel lagi.

Adapun setelah menang melawan Povetkin, pertarungan selanjutnya Joshua dijadwalkan pada April 2019.

Pihaknya mengaku tidak masalah menunggu hingga September jika Joshua memilih Dillian Whyte pada bulan April.

"Jika dia ingin melawan Whyte, biarkan dia melawan Whyte. Lima persen dari publik menginginkan hal itu. Kemudian kami akan melawan Anda (Joshua) pada bulan September," ucap Finkel.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P