Sedangkan Son Wan-ho yang lolos ke final tunggal putra bakal berhadapan dengan wakil Malaysia, Lee Zii Jia.
Satu-satunya nomor final Korea Masters 2018 yang tak memungkinkan tuan rumah mengambil gelar juara adalah nomor tungal putri.
Pasalnya, pada nomor itu terjadi All China Final saat Li Xuerui berhadapan dengan Han Yue.
Rentetan laga final Korea Masters 2018 sendiri menurut rencana bakal mulai bergulir pada pukul 11.00 WIB
Berikut jadwal final Korea Masters 2018:
- Po Li-Wei/Wang Chi-Lin (Taiwan) vs Choi Solgyu/Seo Seung-jae (Korea Selatan)
- Chang Ye-na/Jung Kyung-eung (Korea Selatan) vs Lee So-hee/Shin Seung-chan (Korea Selatan)
- Son Wan-ho (Korea Selatan) vs Lee Zii Jia (Malaysia)
- Li Xuerui (China) vs Han Yue (China)
- Choi Solgyu/Shin Seung-chan (Korea Selatan) vs Ko Sung-hyun/Eom Hye-won (Korea Selatan)
Jadwal di atas dapat berubah sewaku-waktu menyesuaikan dengan kondisi di lapangan.
View this post on Instagram
Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on