Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

2 Kali Jatuhkan Tyson Fury, Deontay Wilder Siap Lakoni Laga Ulang

By Nugyasa Laksamana - Minggu, 2 Desember 2018 | 16:25 WIB
Petinju kelas berat Amerika Serikat, Deontay Wilder (kanan), melancarkan pukulan ke arah Tyson Fury (Inggris) pada pertarungan memperebutkan gelar juara WBC, di Staples Center, Los Angeles, Amerika Serikat, Sabtu (1/12/2018). (BT SPORT)

Sempat absen cukup panjang dari ring tinju, Fury merasa bahwa kemampuan bertarungnya masih mumpuni.

"Saya dan Deontay Wilder adalah dua petinju terbaik di dunia. Saya jadi lebih kuat setelah saya keluar dari ring," ucap Fury yang dikutip dari BT Sport.

Saat ini, Deontay Wilder memiliki rekor bertarung 40 kali menang (39 knockout/KO) dan sekali imbang.

Sementara itu, Tyson Fury memiliki rekor 28 bertarung dengan catatan 27 kemenangan (19 KO) dan sekali imbang.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P