Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

IBL Pertamax 2018-2019, Hangtuah Sukses Raih Kemenangan Kedua

By Nugyasa Laksamana - Minggu, 2 Desember 2018 | 21:02 WIB
Pertandingan IBL Pertamax 2018-2019 antara Bogor Siliwangi dan Hangtuah (IBL)

Namun, wasit menganggap Irving melakukan unsportmanship. Satu tembakan free throw Abraham membawa Hangtuah menang dengan skor 77-74.

Baca juga:

"Menurut kami Irving tidak melakukan unsportmanship karena dia mencoba merebut bola. Siliwangi agak dirugikan dengan keputusan ini," kata asisten pelatih Siliwangi, Paul Mario W Sangor.

Mario mengakui pada kuarter kedua dan kuarter ketiga, pasukannya kewalahan mengantisipasi pick and roll lawan.

"Big man kami Michael Vigilance sering ditarik keluar paint area karena big man mereka memiliki kemampuan menembak bagus," katanya.

Gary Jacobs menjadi pencetak angka terbanyak Hangtuah dengan 30 poin. Jarad Scott menambah dengan 14 angka dan Abraham menyumbang 10 poin.

"Dua kemenangan di Semarang hasil yang cukup bagus. Anak-anak menunjukkan progres walau mental dan jam terbang masih kurang," kata pelatih Hangtuah, Andika Supriadi Saputra.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P