Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Liga Indonesia ternyata bukanlah kompetisi yang paling buruk soal gaji pemain atau pelatih.
Meski tak sedikit ada kasus penunggakan gaji pemain oleh klub Indonesia, ternyata kompetisi di Indonesia bukanlah yang terburuk soal urusan tersebut di Asia Tenggara.
Malaysia ternyata diklaim memiliki masalah penunggakan gaji pemain yang lebih parah di Asia Tenggara.
Liga Malaysia secara tidak resmi dinobatkan sebagai liga dengan jumlah kasus tunggakan gaji paling tinggi se-Asia Tenggara bahkan Asia.
Dilansir BolaSport.com dari New Strait Times, FA Malaysia mengonfirmasi ada 262 kasus yang diisi oleh pelatih dan pemain soal tunggakan gaji.
Sekjen FAM, Stuart Ramalingan, mengakui bahwa Liga Malaysia jadi kompetisi yang paling banyak menunggak gaji pemain se-Asia Tenggara bahkan Asia.
Baca Juga : Resmi, Sergio Aguero Teruskan Karier di Liga Malaysia pada 2019
Stuart mengatakan sebanyak 60 persen dai total kasus tersebut melibatkan empat klub yakni Hanelang FC, Terengganu City, Kuantan FA, dan Marcerra United.
Sampai sekarang, keempat klub tersebut saat ini sudah tidak ada.
"Total ada sekitar 10 klub yang masuk catatan hitam itu. Kami mempunyai 262 kasus dan itu adalah yang tertinggi di Asia," ujar Stuart, seperti dikutip BolaSport.com dari New Strait Times.
Baca Juga : Operator Liga Malaysia Mulai Tak Sabar, 24 Klub Dapat Peringatan Keras
Salah satu klub yakni Perlis saat ini tengah disoroti karena menunggak gaji 18 pemain. Kasus tersebut membuat Perlis terancam dikeluarkan dari Liga Primer Malaysia.
Presiden Perlis FA Datuk Ahmad Amizal Shaifit Ahmad Rafie pun menjanjikan akan menyelesaikan kasus tersebut.
Pihak FAM dan operator Liga Malaysia (MFL) akan memberikan insentif sebanyak 1 juta RM kepada Perlis untuk menyelesaikan masalah tersebut dalam tenggatwaktu 60 hari.
"Metode paling efektif untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan tidak memberikan insentif kepada tim yang berutang. Semua tim mempunyai tenggat waktu sampai pertengahan Februari untuk melunasinya atau utangnya akan dikutangkan dari insentif mereka," kata Stuart.
"Jika insentif tidak cukup untuk menutup utang tim, kami akan menghitung sehingga para korban akan dibayar sesuai dengan jumlahnya masing-masing."
"FAM dan MFL akan bekerja sama untuk hal ini. Kami melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah ini," katanya menutup.