View this post on Instagram
PIALA INDONESIA TARKAM NASIONAL #SOS-22012019- Maksud hati ingin kembali menggelar #PialaIndonesia yang terakhir dilaksanakan pada 2012. Sayangnya, #PSSI tidak matang dalam mempersiapkan. Terkesan sekadar jalan. Akhirnya, turnamen yang mempertemukan seluruh kasta kompetisi #sepakbolanasional ini tak ubahnya TARKAM NASIONAL. Bagaimana tidak? Turnamen belum selesai banyak klub yang sudah membubarkan tim dan bergerak menambah dan mencoret pemain untuk persiapan musim kompetisi 2019 yang baru akan digelar rencananya pada awal Mei 2019. Akhirnya, regulasi Piala Indonesia banyak yang dilanggar. Utamanya, terkait status pemain. Misalnya, pasal 35 terkait STATUS PEMAIN. Pada ayat 2 disebutkan seorang pemain hanya dapat memiliki kontrak dengan, didaftarkan di dan/atau bermain untuk satu klub dalam pelaksanaaan Piala Indonesia. Di ayat 4 disebutkan apabila ada pemain yang melanggar pasal 35 ayat 2 akan dilaporkan ke Komisi Disiplin PSSI dan dapat dikenakan sanksi larangan bermain sekurang-kurangnya satu musim Piala Indonesia berikutnya. Klub dimana pemain bermain dinyatakan kalah 0-3 dan klub akan dijatuhkan sanksi Komdis. Nah, terkait pasal ini pastinya banyak klub peserta babak 32 Besar yang melanggar. Maklum, mayoritas pemain yang tampil di babak 32 Besar sudah banyak yang berbeda seiring keluar masuknya pemain lama dan baru. Artinya, kalau regulasi ini dilanggar, turnamen ini sudah cacat dari awal. Bagaimana PSSI sebagai regulator sekaligus pelaksana sendiri karena event ini langsung diketuai Wakil Ketua Umum PSSI, Iwan Budianto, melakukam screening pemain. Apakah misalnya, pemain yang sudah pindah ke klub lain diminta kembali dulu ke klub lamanya atau tidak boleh dimainkan di klub barunya. Satu pilihan yang sangat rumit bin jelimet. Belum lagi pasal per pasal lainnya dari regulasi yang banyak dilanggar lantaran regulasinya usang karena berjalan di tengah situasi klub yang sudah bongkar pasang pemain untuk musim berikutnya (SILAKAN GESER FOTO). Jadi, wajar kalau saya katakan bahwa PIALA INDONESIA HANYALAH TARKAM NASIONAL. #sepakbola #indonesia #tarkamnasional #football #soccer #instagram #instalike #instago #like4likes
A post shared by Akmal Marhali (@akmalmarhali) on
Setelah Liga 1 2018 bubar Desember tahun lalu, banyak dari mereka langsung membongkar-pasang skuatnya.
Salah satu contoh saja, Hansamu Yama yang baru pindah dari Barito Putera ke Persebaya Surabaya, tentu tak dapat dimainkan bila merujuk pada regulasi.
Baca Juga : Resmi, Sergio Aguero Teruskan Karier di Liga Malaysia pada 2019
Bila Persebaya memaksa memainkan Hansamu, konsekuensinya adalah Hansamu tak dapat bermain pada gelaran Piala Indonesia selanjutnya.
Dan otomatis Bajul Ijo kalah walk out (wo) dari Persinga Ngawi dengan skor 0-3.
Baca Juga : Persipura Bakal Ditukangi Legenda PSM dan Persija pada Musim 2019
Namun, tentunya akan amat sulit bagi Persebaya atau kontestan yang lain, bila tidak memainkan pilar anyarnya.
Sebab, ada beberapa kontestan yang telah membongkar sebagian besar pemainnya pada musim lalu.
Baca Juga : Jelang Laga Piala Indonesia, Ada Kabar Gembira dari Persib Bandung
Saat ini, Akmal meminta PSSI, selaku regulator Piala Indonesia agar dapat bertindak sesuai porsinya.
Iwan Budianto, selaku ketua pelaksana, juga dituntut Akmal agar dapat mencari solusi yang dapat terbaik bagi kebaikan semua pihak.
Baca Juga : Timnas U-22 Indonesia Terganjal Masalah Sarana, Kemenpora Buka Suara