Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Baca Juga : Bali United Tak Ingin Over Pede Meski Sukses Atasi Persela di Lamongan
"Pertanyaannya, apakah ada klub tertentu yang dijadikan target oleh satgas? Sampai saat ini tidak ada. Lalu mengapa merasa dijadikan target?" tulis Krishna Murti dalam unggahannya.
Soal video dirinya menjadi dirigen suporter, Krishna Murti juga memberikan bantahan.
Momen video bapak Krishna Murti saat menjadi dirigen pertandingan Persib di GBK beberapa tahun yang lalu
Mantep.. Selain dirigen pak KM juga pernah bercita2 menjadi pemain persib..
APE LO APE LO pic.twitter.com/EJjPelLhBu
— IG: @AnakJakartaID (@AnakJakartaID) February 19, 2019
"Ada yang menuduh saya pernah menjadi pemimpin yel-yel klub tertentu. Itu adalah momen ketika saya menenangkan suporter sepak bola di Stadion Gelora Bung Karno, saat saya berdinas di Polda Metro Jaya tahun 2016," tulis Krishna memberikan klarifikasi.
Dilanjutkan oleh Krishna, Satgas Antimafia Bola bekerja berdasarkan alat bukti dan tidak melibatkan asumsi apalagi hawa nafsu.
Tak peduli siapa pun yang menjadi juara liga, kata Krishna, apabila terindikasi melakukan kecurangan pasti akan diselidiki oleh satgas.
Baca Juga : Jadwal Lengkap Persib dan Persebaya di Grup A Piala Presiden 2019
"Satgas bekerja berdasarkan tim, berjumlah 170 orang. Semua keputusan satgas diputuskan oleh rapat tim dan gelar perkara. Tidak ada keputusan individu," tutur Krishna.
Meski mendapat tudingan dari sekelompok suporter, Krishna Murti bisa memahami.
Menurut Jenderal bintang satu itu, kelompok yang menyerang satgas hanya kurang pemahaman dan terhasut oleh provokasi.
"Kami bekerja karena cinta sepak bola. Semoga sepak bola menjadi baik dan kembali berjaya di kancah internasional. Salam sepak bola juara," tulis Krishna Murti mengakhiri.