Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Virgil van Dijk, Bek Mahal Dunia yang Pernah Jadi Tukang Cuci Piring

By Ahmad Tsalis - Kamis, 21 Februari 2019 | 20:10 WIB
Bek tengah Liverpool, Virgil van Dijk sedang berlatih. (TWITTER.COM/LIVECHOLFC)

BOLASPORT.COM - Bek tengah Liverpool, Virgil van Dijk, mengisahkan perjuangan masa lalu pada awal karier sebagai pemain sepak bola.

Virgil van Dijk memiliki perjalanan karier panjang sebelum menjadi andalan Liverpool dan berstatus sebagai bek termahal dunia.

Rute perjalanan Virgil van Dijk dimulai ketika usianya menginjak 17 tahun, ketika ia memutuskan meninggalkan kampung halamannya, Kota Breda, untuk pindah ke Kota Tilburg pada 2008.

Di Tilburg, Virgil van Dijk masuk ke akademi klub Liga Belanda, Willem II, hingga 2010.

Namun, pemuda berdarah Suriname ini tidak mengalami perkembangan signifikan seturut permasalahan fisik terutama di bagian kakinya.

Akhirnya Van Dijk hijrah ke FC Groningen, sekitar 261,7 km ke arah utara dari Kota Tilburg.

Baca Juga : Keajaiban yang Mengubah Virgil van Dijk Menjadi Bek Tengah Andal

Keputusan untuk pindah membawa berkah bagi bek berpostur 1,93 sentimeter tersebut, sebab Van Dijk menemukan posisi tetap yang ia mainkan hingga saat ini, bek tengah.

Berada di Groningen selama 2008-2013 ternyata masih membekas dalam pikiran sang pemain.

Kala itu, Van Dijk ingat bahwa dengan gaji yang didapat, ia tak perlu lagi bekerja sebagai pencuci piring seperti saat membela Willem II.

"Ketika saya tiba di FC Groningen, saya harus bersepeda untuk pergi ke tempat latihan," tutur Van Dijk, seperti dilansir BolaSport.com dari laman BBC.

"Saya mempergunakan gaji pertama untuk mendaftar kursus menyetir mobil."

"Sebelum saya bergabung, ketika berusia 15 atau 16 tahun, saya bekerja sebagai pencuci piring di salah satu restoran di Kota Breda," ucapnya menambahkan.

Baca Juga : Man United Vs Liverpool - Wijnaldum Waswas Gempuran Anyar Setan Merah

Van Dijk juga menjelaskan saat di Willem II, ia berlatih pada Senin, Selasa dan Kamis, serta bermain pada Sabtu.

Sementara itu, ia bekerja pada Rabu dan Minggu, mulai sore hari hingga tengah malam.

Hanya saja, Van Dijk tak menyesali jerih payahnya pada masa lalu.

"Saya bekerja karena saya ingin pergi ke kota pada Sabtu malam," tutur Van Dijk

"Waktu itu mungkin saya mendapat upah 350 euro (sekitar Rp5,5 juta) setiap bulan dan saya senang memperolehnya," ujarnya.

Bahkan, kehidupan yang demikian membuat Van Dijk memperoleh pelajaran hidup yang berharga.

"Sebab saya dapat pergi ke McDonald's dan mentraktir teman-teman saya," kata Van Dijk.

"Hal itu membuat saya kini berpikir betapa pentingnya uang, tetapi uang bukanlah segalanya," ujarnya.

Setelah meninggalkan Groningen pada 2013, Van Dijk membela Celtic FC antara 2013-2015, dilanjutkan Southampton mulai 2015 hingga 2018.

Lantas, ia dicomot Liverpool pada Januari 2018 dengan biaya 70,92 juta poundsterling (sekitar Rp1,3 triliun) yang membuatnya menjadi bek termahal di dunia.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P