Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Perjalanan Timnas Putri Indonesia menuju Olimpiade Tokyo 2020 yang harus berhenti di tengah jalan ternyata menyisakan sebuah kisah manis dari salah satu pemainnya, Helsya Maeisyaroh.
Timnas Putri Indonesia yang berlaga di babak kualifikasi Pra-Olimpiade Tokyo 2020 baru saja menelan kekalahan dari Myanmar dalam laga putaran ketiga.
Bermain di Stadion Manadala Thiri, Mandalay, Myanmar, Sabtu (6/4/2019), Garuda Pertiwi harus rela takluk dengan skor telak 0-6.
Ini merupakan kekalahan kedua Timnas Putri Indonesia setelah di laga perdana mereka juga dikalahkan India dengan skor 0-2.
Praktis, kekalahan dari Myanmar membuat Timnas Putri Indonesia dipastikan tersingkir dari perebutan satu tiket ke Jepang meski masih menyisakan satu laga melawan Nepal yang akan digelar pada 9 April 2019.
Baca Juga : Panpel Arema FC Terapkan Sistem Pengamanan Tingkat Tinggi Kepada Persebaya
Hasil yang didapat memang belum sesuai harapan. Namun bagi Helsya Maeisyaroh, ajang ini bisa dibilang adalah satu kisah manis dalam karier sepak bolanya.
Usianya baru menginjak usia 14 tahun, namun Helsya sudah mendapat kepercayaan dari pelatih Rully Nere untuk memperkuat Timnas Putri Indonesia sekaligus menorehkan debutnya.
“Saya kaget ketika dipilih oleh pelatih untuk bisa memperkuat Timnas Senior di kompetisi ini, terlebih usia saya yang masih sangat muda dan bisa dibilang masih kecil. Masih tidak percaya dan kaget. Sampai sempat terdiam sejenak saat pelatih sebut nama saya untuk siap berangkat ke Myanmar,” ujar Helsya seperti dikutip SuperBall.id dari situs resmi PSSI.
Kesempatan bermain bersama para pemain yang lebih senior tidak disia-siakan olehnya.
Pemain kelahiran 7 Mei 2005 itu pun memanfaatkannya untuk belajar dan mengambil ilmu dari pengalaman rekan-rekannya.
“Senang bisa banyak belajar dari senior-senior yang ada di tim. Banyak ngobrol dengan mereka tentang menghadapi suatu keadaan di lapangan, karena mereka lebih berpengalaman,” lanjutnya
Sebelum menjadi salah satu wakil negara di lapangan hijau, jalan Helsya di dunia sepak bola sudah dijalaninya sejak masih berusia tujuh tahun.
Saat usianya menginjak sembilan tahun, anak bungsu dari dua bersaudara itu berlatih bersama klub Bekasi United selama dua tahun yang kemudian berlanjut bersama SSB Tajimalela Bekasi hingga saat ini.
Tidak hanya di Bekasi, Helsya juga pernah menyambangki akademi milik FC Barcelona, La Masia, setelah mengikuti sebuah ajang pencarian bakat pemain muda, hingga kemudian dipanggil ke Timnas Putri U-15 Indonesia.
Sebagai pemain baru yang masih belia, Helsya tidak langsung dimainkan di Kualifikasi Pra Olimpiade Tokyo 2020.
Dalam laga perdana kontra India, ia hanya duduk di bangku cadangan tanpa dimainkan sama sekali.
Pada pertandingan berikutnya kontra, Myanmar, barulah Helsya dimasukkan pada paruh kedua laga untuk mengisi pos gelandang bertahan.
Selama 45 menit ia berjibaku di lapangan untuk mengawal lini tengah dari tusukan-tusukan pemain lawan meski akhirnya harus menelan kekalahan 0-6.
Usahanya tidak sia-sia, penampilannya menuai pujian dari pelatih Rully Nere berkat perubahan yang ia bawa ke dalam permainan.
“Di babak kedua, saya memasukkan Helsya untuk menggantikan posisi Ade di gelandang bertahan. Dalam permainan ada perubahan di babak kedua," kata Rully Nere.
"Saat Helsya masuk, dia berani pegang bola, dan dia jauh lebih tenang dibanding pemain-pemain yang jauh lebih senior dari dia,” pungkasnya.
Penampilannya memang hanya 45 menit, namun waktu sesingkat itu tersebut menjadi masa-masa yang istimewa bagi Helsya.
“Masih gak percaya juga kalau aku main, karena di bangku cadangan ada pemain-pemain senior lain yang lebih berpengalaman. Main 45 menit sudah bangga sekali, apalagi ketemu tim bagus seperti Myanmar. Ini istimewa," tandasnya.