Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Akan tetapi, hal tersebut justru perlahan meredup pada awal tahun 2019 kali ini.
Pasalnya, Lee/Kim nampak selalu melintasi jalan terjal dalam perjalanan mereka pada tiga turnamen pertama yang mereka ikuti.
Tiga turnamen itu adalah Malaysia Masters 2019, Indonesia Masters 2019 dan All England Open 2019, dimana Lee/Kim selalu tersingkir pada babak-babak awal.
Dilansir BolaSport.com dari laman BWF, Lee Yong-dae rupanya mengutarakan kesulitan yang dia alami semenjak memutuskan menjadi pemain independen.
Perbedaan porsi dan fasilitas latihan dari pemain pelatnas menjadi pemain independen menjadi benang merah dari permasalahan yang dia ungkapkan.
"Ada sistem latihan (tertentu) yang saya adposi selama saya berkarier (bulu tangkis). Dan (sekarang) saya (harus) berupaya keras untuk mempertahankannya," ungkap Lee.
Lee pun mengakui bahwa dia sedang memiliki masalah pribadi yang membuatnya tidak bisa berlatih lebih banyak.
Selain itu, perbedaan klub bulu tangkis antara dia dengan Kim Gi-jung juga menjadi salah satu faktor sulitnya berlatih bersama.
Padahal sering berlatih bersama adalah hal penting untuk membangun chemistry dalam nomor ganda.
"Juga karena beberapa masalah pribadi, saya tidak bisa berlatih lebih banyak," kata pebulu tangkis berusia 30 tahun itu.
"Tentang berlatih bersama dengan pasangan saya, karena kami tidak berada dalam klub yang sama, ada sedikit kesulitan meskipun kami sama-sama ada di Korea. Jadi, menurut saya itu yang agak disayangkan," kata dia lagi.
Pada awal tahun 2019 ini, satu-satunya prestasi terbaik Lee/Kim adalah mencapai babak semifinal Swiss Open 2019.
Pada turnamen BWF Super 300 tersebut, langkah Lee/Kim terhenti setelah dikalahkan oleh ganda putra Taiwan, Lee Yang/Wang Chi-Lin, dalam pertarungan tiga gim ketat, 20-22, 21-13, 20-22.