Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Lauda engalami kecelakaan fatal pada Grand Prix Jerman 1976 setelah urung memboikot balapan karena alasan keamanan trek.
Wajahnya terbakar parah dan paru-parunya rusak saat terjebak dalam kendaraannya yang tengah dilalap api.
Baca Juga: Jadwal Formula 1 GP Monaco 2019, 23-26 Mei di Circuit de Monaco
Kembali ke arena setelah absen pada dua balapan, tetapi tersisih dari takhta juara pada 1976 dengan selisih cuma satu poin dari musuh bebuyutannya James Hunt (McLaren).
Dia istirahat pada balapan terakhir di Jepang karena kondisi yang berbahaya. Membalap bersama Brabham, milik mantan bos Formula Satu Bernie Ecclestone, dari 1978 sampai 1979 sebelum pensiun setelah dua musim tak berhasil.
Kembali lagi ke Formula 1 pada 1982 bersama McLaren. Menjuarai gelar dunia ketiganya dan yang pertamanya untuk McLaren pada 1984 setelah mengalahkan rekan satu tim, Alain Pros,t dengan selisih 0,5 poin, padahal Prost memenangi lebih banyak balapan.
Musim 1985 adalah terakhir kalinya dia berstatus pebalap Formula 1.
Dia pensiun dengan memenangi 25 Grand Prix. Dimasukkan ke International Motorsports Hall of Fame pada 1993.
Kiprah manajemen dan bisnis
Mendirikan maskapai Lauda Air pada 1979. Menjadi konsultan Ferrari pada 1993. Prinsipal tim Jaguar antara 2001 dan 2002.
Mendirikan Niki, maskapai biaya murah Austria, pada 2003. Dia mempunya lisensi pilot komersial dan kadang menerbangkan sendiri jet Airbus maskapai ini.
Diangkat sebagai kepala non-eksekutif Mercedes sebelum musim 2013 dan terlibat dalam negosiasi kontrak Lewis Hamilton yang saat itu sedang di ambang juara dunia empat kali bersama Mercedes.
Mengakusisi lagi sebuah maskapai Austria pada 2016 dengan mengganti nama maskapai itu dengan Laudamotion.
Anggota Dewan Direksi Mercedes AMG Powertrains. Penasihat khusus Direksi Daimler AG.