Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Persembahan gelar juara Liga Spanyol saja tak cukup menghindarkan Ernesto Valverde dari hujatan suporter Barcelona.
Pelatih Barcelona, Ernesto Valverde, membawa klub menjuarai Liga Spanyol dua musim beruntun.
Namun, trofi back-to-back La Liga tak cukup memuaskan pendukung Barca.
Valverde disebut berada di ujung tanduk lantaran dituding berandil paling besar melenyapkan mimpi treble winners Barcelona musim ini.
Kendati mengamankan gelar liga domestik, Barca tersingkir menyakitkan di semifinal Liga Champions.
Baca Juga: Hasil Final Copa del Rey - Hampa Sentuhan Magis Messi, Barcelona Gagal Juara
Toleransi suporter kian tipis ketika Barca digebuk Valencia 1-2 pada final Copa del Rey, Sabtu (25/5/2019).
Pascalaga, suara menyerukan "Valverde Out" menggema di media sosial dan pemberitaan soal isu pemecatan sang pelatih dibeberkan pula oleh media besar.
"Inikah akhir untuk Valverde?" Begitu bunyi judul artikel di Marca.
Begitu besarnya ekspektasi suporter terhadap prestasi, mental, dan gaya permainan tim menyebabkan sebiji gelar Liga Spanyol tak cukup memuaskan mereka.
Baca Juga: Kisah Bangkit Valencia, dari Zona Degradasi ke Liga Champions dan Juara Copa del Rey
Valverde dinilai gagal melestarikan filosofi Barca ke dalam sistem permainan tim dan membuat mental pemain jadi lembek.
"Beberapa keputusan taktik Valverde juga berujung hasil yang tidak bagus," tulis Marca dalam analisis mengenai kelemahan sang juru latih.
Beban sedemikian berat juga diemban pelatih klub-klub ambisius lain di Eropa ketika gelar liga domestik saja tak cukup membuat diri mereka hebat di mata suporter.
Contoh lain ialah Massimiliano Allegri di Juventus musim ini.
Dia membuat sejarah dengan mengantarkan Juve memenangi Liga Italia kedelapan secara beruntun.
Baca Juga: Tinggalkan Juventus, Allegri Kalahkan Guardiola dan 3 Pelatih Keren Lain
Akan tetapi, ketiadaan titel Liga Champions, meski mengantar Juventus rutin masuk fase gugur dengan dua edisi di antaranya sampai final, tetap kurang lengkap buat Allegri.
Agaknya, faktor itu pula yang jadi salah satu musabab dirinya memutuskan berpisah dengan Juventus akhir musim ini.
Walhasil, Juve mesti menjalani musim baru dengan pelatih yang lain.
Baca Juga: Klasemen Akhir Liga Jerman dan Rekapitulasi Bundesliga 2018-2019
Selain Valverde dan Allegri, Niko Kovac termasuk pelatih berprestasi yang tidak dianggap cukup sukses bersama klubnya musim ini.
Dalam musim debut menukangi Bayern Muenchen, Kovac bahkan mengantarkan tim menjuarai Liga Jerman dan Piala Jerman sekaligus.
Akan tetapi, rentetan gelar dobel itu tak cukup memenuhi dahaga segelintir suporter, mungkin juga petinggi klub.
Bayern hanya memastikan titel Liga Jerman pada pekan terakhir, sedangkan kegagalan akibat rontok di babak 16 besar Liga Champions dianggap lebih berbekas.
Wajar apabila nama-nama beken seperti Jose Mourinho bahkan Allegri sendiri dijagokan meneruskan pekerjaan Kovac apabila jadi didepak musim panas ini.