Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Karena tidak mendapat tempat di tim utama, Bruno Matos kemudian dipinjamkan ke sejumlah klub seperti Oeste, Noroeste, Pote Preta, Atletico Sorocaba, Juazeira, ASA, Conquista, Clube de Regatas do Flamengo, Juazeirense hingga 2014.
Baca Juga: Borneo FC Takluk di Kandang oleh Persebaya, Mario Gomez Ikhlas
Sampai pada akhirnya, Matos memutuskan untuk hengkang dari Palmeiras pada 2014 menuju Eropa.
"Saya meminta berhenti dan (Presiden Palmeiras) Arnaldo Tironi menyebut saya gila dan mengatakan, bagaimana bisa Anda keluar dari Palmeiras dan saya menjawab, saya ingin bermain, tidak ada gunanya, karena dalam sepak bola Anda harus bermain dan mencetak gol, tidak masalah menang atau tidak," ujarnya.
Klub pertama Matos di Eropa adalah klub Serbia, Novi Pazar. Kemudian ia berpindah lagi ke klub terbesar di sana, yaitu Red Star Belgrade.
Matos sempat bermain dengan striker yang baru saja direkrut Real Madrid, Luka Jovic.
"Ketika saya di sana, ia tidak bermain banyak, saya juga demikian dan lebih banyak berada di bangku cadangan," ujar Matos.
Dalam perjuangan menembus tim utama, Matos justru mengalami cedera yang memaksanya kembali ke Brasil untuk beberapa waktu.
Setelah itu, ia memutuskan untuk berkarier di Asia, tepatnya di Iran bersama klub Sanat Naft.
"Iran adalah negara yang bagus namun cuacanya seidkit lebih panas karena tim saya ada di perbatasan dengan Irak. Fans di sana selalu meneriakkan Brasil dan saya senang dengan itu," sambung Matos.