Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Gelandang Persija Jakarta, Bruno Matos baru-baru ini melakukan wawancara dengan ESPN Brasil tentang banyak hal, dari dilatih ala Cristiano Ronaldo hingga sempat satu tim dengan rekrutan anyar Real Madrid, Luka Jovic.
Gelandang 29 tahun tersebut mengawali cerita dari awal karier profesionalnya yakni saat membela klub amatir Brasil, Piracicaba.
Kemampuan Matos menarik perhatian 3 klub besar Brasil saat itu, yakni Palmeiras, Santos dan Fluminense. Namun, ia lebih memilih Palmeiras sebagai klub untuk melanjutkan kariernya.
"Kami melakukan 3 pertandingan melawan Palmeiras, Santos dan Fluminense. Ada 3 klub yang tertarik kepada saya, tetapi saya memilih Palmeiras," kata Matos seperti dikutip BolaSport.com dari ESPN Brasil.
Matos mengaku sedikit kecewa karena pelatih Palmeiras saat itu, Luiz Felipe Scolari tak memberinya kesempatan bermain.
Baca Juga: Kalteng Putra Vs Bali United - Teco Siap Adu Taktik dengan Gomes de Oliveira
Padahal, Matos tahu Scolari sangat menyukainya pada waktu itu.
"Felipao (panggilan Scolari) menerima saya dengan sangat baik. Ia memanggil saya Guri (bocah dalam bahasa Portugis). Tetapi dia tak memberi kesempatan kepada saya karena Palmeiras bermain buruk saat itu," kata Matos.
"Ia memberi saya latihan seperti Cristiano Ronaldo dan suatu kali Felipao berkata kepada saya, mengatakan jika dalam posisi sya membutuhkan kekuatan dan kecepatan. Tetapi saya tetap berada di bangku cadangan," tambahnya.
Karena tidak mendapat tempat di tim utama, Bruno Matos kemudian dipinjamkan ke sejumlah klub seperti Oeste, Noroeste, Pote Preta, Atletico Sorocaba, Juazeira, ASA, Conquista, Clube de Regatas do Flamengo, Juazeirense hingga 2014.
Baca Juga: Borneo FC Takluk di Kandang oleh Persebaya, Mario Gomez Ikhlas
Sampai pada akhirnya, Matos memutuskan untuk hengkang dari Palmeiras pada 2014 menuju Eropa.
"Saya meminta berhenti dan (Presiden Palmeiras) Arnaldo Tironi menyebut saya gila dan mengatakan, bagaimana bisa Anda keluar dari Palmeiras dan saya menjawab, saya ingin bermain, tidak ada gunanya, karena dalam sepak bola Anda harus bermain dan mencetak gol, tidak masalah menang atau tidak," ujarnya.
Klub pertama Matos di Eropa adalah klub Serbia, Novi Pazar. Kemudian ia berpindah lagi ke klub terbesar di sana, yaitu Red Star Belgrade.
Matos sempat bermain dengan striker yang baru saja direkrut Real Madrid, Luka Jovic.
"Ketika saya di sana, ia tidak bermain banyak, saya juga demikian dan lebih banyak berada di bangku cadangan," ujar Matos.
Dalam perjuangan menembus tim utama, Matos justru mengalami cedera yang memaksanya kembali ke Brasil untuk beberapa waktu.
Setelah itu, ia memutuskan untuk berkarier di Asia, tepatnya di Iran bersama klub Sanat Naft.
"Iran adalah negara yang bagus namun cuacanya seidkit lebih panas karena tim saya ada di perbatasan dengan Irak. Fans di sana selalu meneriakkan Brasil dan saya senang dengan itu," sambung Matos.
Baca Juga: Alfred Riedl Beri Saran ke Klub Liga Austria untuk Rekrut Bek Vietnam
Pelabuhan selanjutnya bagi Matos sampai di salah satu klub Malaysia, PKNS FC pada musim 2018, sebelum akhirnya berlabuh ke Persija Jakarta pada musim 2019.
Gelandang serang yang identik dengan ikat kepalanya ini mengaku sangat bahagia berada di Indonesia.
"Saya datang ke klub terbaik, saya hanya memilih klub di luar (Brasil) jika itu menawarkan hal baru. Media (di Indonesia) sangat kuat, saya tak pernah melihat yang seperti ini."
"Para fans selalu mendukung, fantastis, mereka memanggil saya Neymar karena pergerakan saya. Setiap pertandingan selalu ada 60.000 orang yang ada si Stadion," kata Matos.
"Saya tak pernah melihat sebuah negara yang sangat mencintai sepak bola seperti ini," tambahnya.