Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Baca Juga: Susy Susanti Sebut Ganda Putra Jadi 'Kartu As' pada Indonesia Open 2019
"Kalau kaget, perasaan itu pasti ada. Tetapi, kalau menerimanya dengan positif. Jangan dijadikan beban, justru anggap ini sebagai kesempatan. Saatnya dipercaya, lho," ujar Susy.
"Tegang itu manusiawi. Tidak ada pemain yang tidak tegang. Bagaimana penerimaan, mindset-nya para atlet saat mengemban tanggung jawab. Tegang pasti tegang seperti pemain sekaliber (Kento) Momota, Tai Tzu Ying, Lin Dan, Lee Chong Wei. Saya juga kalau tanding tegang, jangan dipikir nggak tegang. Tapi bagaimana kita menutupi sambil persiapan."
Menurut Susy, kalau persiapan bagus, rasa tegang hanya lewat sebentar.
"Ibaratnya ke lawan, kamu mau main apa? Main defense, saya kuat kok, mau main nyerang ya monggo, mau main kuat-kuatan, saya kuat kok. Takut apa?"
"Orang bisa karena biasa, di saat latihan dia nggak siap, terus pada pertandingan ketat, akan ada keraguan pada diri pemain itu, saya bisa nggak ya? saya kuat nggak ya?" kata Susy.
Susy mencontohkan Rinov yang belum lama ini mendapat "bonus latihan" karena kesadaran bahwa dia belum meraih gelar juara.
"Kalau juara kan bonusnya uang, sekarang bonus latihan dulu. Walaupun latihan sampai teriak-teriak, tetapi dia mau kerjakan sehingga terlihat karakternya," aku peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 ini.
Baca Juga: Nova Widianto Soroti Penampilan Praveen/Melati yang Sering Tidak Bagus pada Babak Final
"Hal-hal kecil tapi bisa menunjukkan karakter si atlet, ada keinginannya. Ada juga atlet yang disuruh tambah latihan, teapi menolak, katanya capek, takut cedera. Pada saat main, lagi ketat-ketatnya, ya takut cedera juga, ya sudah."