Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sudah sembilan tahun dia memperkuat Atletico sejak diboyong dari Villarreal pada 2010.
Sebanyak 389 penampilan berkemas 27 gol dia lengkapi dengan sumbangsih mengantar Atletico Madrid merengkuh 8 gelar.
Predikat dua kali runner-up Liga Champions milik Atletico pada 2014 dan 2016 membuktikan Godin kenyang pengalaman berlaga di level tertinggi.
Intinya, soal jam terbang, kualitasnya tak usah diragukan, sehingga wajar bila kubu Inter Milan semringah menyambut Godin sebagai rekrutan penting yang menandakan rezim baru.
Baca Juga: 4 Legenda yang Gagal Saat Melatih Mantan Klub, Alarm bagi Chelsea
Namun, Inter harus belajar kepada sejarah. Tak selalu pemain kaliber top seperti Godin mendongkrak performa tim keseluruhan dan menyuntikkan mental juara di tim yang muda.
Inter Milan mesti mencontoh apa yang terjadi dengan Nemanja Vidic beberapa musim lalu.
Seperti halnya Godin, transfer Vidic pada awalnya disambut meriah karena status sebagai bintang lini pertahanan Manchester United dan salah satu pemain terbaik di posisinya.
Kewaspadaan untuk menahan euforia harus diapungkan lantaran banyak kemiripan yang muncul antara Vidic dan Godin.
Inter merekrut Vidic pada Juli 2014, juga dengan status bebas transfer setelah menuntaskan kontraknya di Man United.