Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Ajang ONE: Masters of Destiny akan bergulir di Kuala Lumpur, Malaysia pada pertengahan bulan Juli 2019 dengan menampilkan berbagai laga kelas dunia.
Puncaknya adalah sebuah pertandingan ulang memperebutkan tiket babak semifinal ONE Featherweight Kickboxing World Grand Prix antara Petchmorakot Petchyindee Academy dan Giorgio "The Doctor" Petrosyan.
Sebelumnya, juara dunia ONE Women's Atomweight "The Unstoppable" Angela Lee akan mencoba peruntungannya di divisi strawweight dengan menghadapi juara dunia BJJ delapan kali, Michelle Nicolini.
Baca Juga: Bukan Cristiano Ronaldo, Messi Cuma Punya 1 Pesaing Jadi Terbaik dalam Sejarah
Sebagai bagian dari Main Card atau Kartu Utama yang berisi beberapa pertandingan-pertandingan utama ajang ini, atlet mixed martial arts (MMA) Indonesia, Abro "The Black Komodo" Fernandes, akan tampil melawan atlet India, Gurdarshan "Saint Lion" Manat, dalam divisi flyweight.
Akan tetapi, atlet asal Indonesia lainnya, Adrian "Papua Badboy" Mattheis, juga akan tampil melawan petarung China, Liu Peng Shuai, di mana Adrian berusaha mempertahankan rekor kemenangannya.
Petarung asal Papua ini mengaku siap dan memiliki semangat tinggi menyambut laga divisi strawweight di Axiata Arena, Kuala Lumpur tersebut.
"Laga ini akan menjadi pertandingan pertama saya di Malaysia," kata Adrian Mattheis seperti dikutip BolaSport.com dari ONE Championship.
"Indonesia dan Malaysia telah lama 'bersaing' tentang banyak hal. Saya ingin membuktikan bahwa kedua bangsa kami juga bisa meraih perdamaian melalui ajang olahraga seperti ini," ucap atlet yang menang dalam ajang ONE: For Honor di Jakarta awal Mei lalu itu.
Atlet yang bergabung dengan ONE Championship sejak tahun 2016 ini pun berbagi soal persiapan yang telah dilakukannya.
Baca Juga: Atlet ONE Championship Indonesia Ucapkan Selamat Hari Bhayangkara
"Tim kami telah mempersiapkan aspek mental dan fisik dengan baik," ujar Adrian Mattheis.
"Saya akan menghadapi seorang lawan dengan karakter wrestler, jadi kami juga telah mengembangkan berbagai teknik sprawling."
"Game plan kami berikutnya termasuk strategi bertarung dalam kondisi berdiri (stand-up fight)."
"Saya juga telah menerapkan lebih banyak latihan-latihan rutin yang antara lain mencakup cross-fit."
"Sementara latihan endurance didapat dengan menambahkan lari sejauh 10 kilo meter setiap berakhirnya sesi latihan rutin."
"Aspek strength and conditioning juga dilatih seperti biasa dengan peningkatan tambahan latihan sprawling dan lari," tutur atlet yang tergabung di Tigershark Fighting Academy itu.
Baca Juga: Atlet ONE Championship Indonesia Dukung Inisiasi MMA Menuju Olimpiade
Ia juga telah melakukan observasi atas lawannya, yang merupakan penyandang gelar juara ONE Hefei Flyweight Tournament, melalui catatan KO dalam dua ronde.
"Lawan saya nanti usianya dua tahun lebih muda, jadi ia mungkin akan diuntungkan dari segi kecepatan dan kekuatan," kata Adrian Mattheis.
"Akan tetapi, saya yakin bahwa pengalaman dan teknik yang saya miliki akan mengantarkan saya pada kemenangan di pertandingan nanti," ucap Adrian lagi.
"Papua Badboy" juga tidak lupa meminta dukungan seluruh penggemar olahraga dan mixed martial arts (MMA) Indonesia dalam laga mendatang.
"Menurut saya, segenap bangsa Indonesia wajib menyaksikan pertandingan dalam ONE: Master of Destiny di Kuala Lumpur nanti sehingga mereka akan mengetahui bahwa Indonesia juga punya banyak atlet atau petarung yang bagus," ujar Adrian Mattheis.