Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Namun, tujuannya tetap jelas, dan dia sungguh paham apa yang dia cari," tuturnya lagi.
"Saya kira itulah mengapa dia dapat terus menyemangati dirinya sendiri dan tidak mau berkompromi. Vettel tahu betul apa yang dia inginkan dan bagaimana cara mencapainya," ujar Binotto.
Vettel sebenarnya berkesempatan meraih kemenangan pertamanya musim ini di F1 GP Kanada 2019, dimana dia berhasil finis pertama.
Namun, pembalap berusia 32 tahun ini harus menerima penalti 5 detik dan menyerahkan posisi pemimpin balapan kepada pembalap Mercedes, Lewis Hamilton.
Sesudah kegagalannya memenangi F1 GP Kanada 2019 tersebut, Vettel sempat berujar bahwa F1 bukan lagi olahraga yang sama yang membuatnya jatuh cinta.
Baca Juga: Tak Sanggup Bayar Rp 3,9 Triliun, Barcelona Ingin Pinjam Neymar
Dengan sembilan seri yang tersisa pada musim ini, ambisi Vettel untuk mengungguli Hamilton dirasa mustahil, apalagi mereka berdua masih terpisah jarak 94 poin di klasemen sementara.
Terlebih, musim ini Vettel tercatat seringkali melakukan kesalahan sendiri, seperti yang terjadi di F1 GP Bahrain, F1 GP Kanada, dan F1 GP Inggris.
Vettel bahkan sempat berujar bahwa usahanya memenangi gelar juara akan lebih mudah jika dia membalap di atas mobil yang lebih cepat.
Link Streaming Tira Persikabo Vs PSS Sleman, Pekan 15 Liga 1 https://t.co/zQ8M9j8FDx
— BolaSport.com (@BolaSportcom) August 19, 2019
Baca Juga: Meski Cedera, Eric Bailly Bakal Disodori Kontrak Baru oleh Man United
Binotto tidak menampik pernyataan Vettel ini dan menganggapnya sebagai masukan yang berharga bagi Ferrari.
"Dia sangat cermat dalam menganalisis masalah, dan dia menemukan bahwa kami memang kurang dalam hal kecepatan. Saya pikir itu sedikit membantu tim.
"Pada akhirnya ini hanyalah soal melihat fakta, memahami apa yang kurang, dan menemukan apa yang harus diperbaiki. Dalam hal ini dia memiliki pendekatan yang tepat," ujar Binotto.