Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Umpannya sempurna," ujar Aubameyang usai laga. "Dia melihat saya dan dia tahu bahwa saya akan berlari."
Hal yang paling mengagumkan, semua kegemilangan itu dilakukan Guendouzi dengan status sebagai pemain termuda di lapangan.
Dua puluh tahun lalu, Guendouzi lahir di Poissy, kota di pinggiran Paris, tepatnya 24 kilometer sebelah Barat pusat kota.
Guendouzi kecil kemudian bergabung ke akademi pemain muda lokal di Paris, klub yang saat ini sudah menjadi raksasa dunia, Paris Saint-Germain (PSG).
Pada 2014, tepatnya saat berusia 15 tahun, ia hijrah ke Lorient yang berjarak 500 kilometer dari Paris untuk mencari kesempatan bermain di tim utama.
Kesempatan itu muncul tak lama setelahnya. Ia menjalani debut dua tahun kemudian meski musim itu Lorient juga harus terdegradasi ke kasta kedua Liga Prancis.
Degradasi seperti menjadi berkah tersendiri bagi Guendouzi, ia jadi lebih sering bermain untuk Lorient, tercatat ia 21 kali tampil di Ligue 2 sebagai pemain belia berusia 18 tahun.
Hanya semusim bermain di kasta kedua, Arsenal membelinya pada musim panas 2018 dengan mahar 7 juta pound. Transfer yang membuat banyak orang bertanya-tanya, 'siapa pria kribo ini?'.
Setelah satu musim beradaptasi di Arsenal dan bermain 48 kali di semua ajang musim lalu, Guendouzi kini bisa dibilang sudah jadi pemain utama di lini tengah Arsenal.
Baca Juga: Debut di Liga Spanyol, Lionel Messi Jepang Mati Kutu