Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Baca Juga: Sejarah Hari Ini - Atraksi Tendangan Kalajengking Rene Higuita
Salah satu aksi Nakata saat di Roma yang paling diingat adalah ketika melawan tuan rumah Juventus pada Mei 2001.
Nakata masuk menggantikan Francesco Totti pada menit 56' di mana saat itu timnya sedang tertinggal 0-2 lewat gol Alessandro Del Piero (4') dan Zinedine Zidane (6').
Kehadirannya pun sukses menjadi pembeda karena Nakata mampu mencetak gol lewat sepakan jarak jauh pada menit 78' yang memperkecil skor menjadi 1-2.
Kemenangan di depan mata Juventus pun buyar pada menit akhir lagi-lagi gara-gara aksi Nakata.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini - Hagi Hantam Adams, Galatasaray Sikat Arsenal
Dari sisi kiri serangan Roma, Nakata melepaskan tembakan kencang yang hanya bisa ditepis kiper Edwin van der Sar.
Bola rebound pun disambar Vincenzo Montella menjadi gol. Skor menjadi sama kuat 2-2 dan bertahan hingga usai.
Dari hasil imbang itu Roma masih bertahan di puncak klasemen Liga Italia Serie A, sementara Juventus turun dari posisi dua ke tiga.
Pada musim 2000-2001 tersebut Roma meraih scudetto di mana mereka terakhir menjuarainya pada musim 1982-1983.
Gelar itu menjadi gelar pertama bagi Nakata di Liga Italia.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini - Alessandro Del Piero Tinggalkan Juventus dengan Scudetto
Gelar juara kedua dan terakhir di sepak bola Negeri Pizza kemudian Nakata rasakan di klub ketiganya di Italia, yaitu Parma.
Pada musim 2001-2002, Nakata membantu Parma menjuarai Coppa Italia.
Juventus kembali menjadi korban keganasan sepakan kakinya pada final leg pertama.
Parma yang kalah 1-2 pada leg pertama mampu keluar menjadi juara karena menang 1-0 pada leg kedua.
Selepas dari Parma, Nakata berpetualang ke tiga klub lain, yakni Bologna, Fiorentina, dan klub Liga Inggris, Bolton Wanderers.
Do you love sake? Football star and sake connoseeaur Hidetoshi Nakata has some tips for you https://t.co/eqXMoATui0 pic.twitter.com/RUemuZYuou
— CNN (@CNN) March 8, 2018
Sosok kelahiran Kofu pada 42 tahun yang lalu itu memutuskan pensiun lebih cepat di usia 29 tahun karena sudah tidak berhasrat bermain sepak bola.
Setelah pensiun Nakata sibuk di dunia fesyen sebagai model dan belajar meracik minuman sake.