Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Namun, saya tidak pernah sekali pun merasa malu menjadi suporter Timnas.
Saya tetap selalu bangga memakai jersey tim nasional. Saya tetap sepenuh hati menyanyikan “Garuda Di Dadaku” secara lantang, saya tetap ikhlas mendukung Timnas Indonesia.
Akan tetapi, itu semua berubah pada Kamis (5/9/2019). Setelah 22 tahun, saya merasa malu menjadi supporter Timnas Indonesia.
Saya sebenarnya senang saat mendengar akhirnya kami memberikan jatah untuk supporter Timnas Malaysia untuk bisa hadir dan mendukung timnas mereka di stadion.
Baca Juga: UFC 242 - 5 Statistik Menarik Seputar Duel Khabib Nurmagomedov Vs Dustin Poirier
Dari dulu, setiap Timnas Indonesia main di Bukit Jalil, supporter kita selalu mendapatkan kuota jatah yang lumayan besar untuk bisa hadir di Stadion mereka.
Sedangkan setiap laga ini diselenggarakan di GBK, tidak pernah sekali pun kita memberi jatah untuk supporter Malaysia.
Ini cukup rasional karena memang kita harus mengakui bahwa selama ini cukup jelas bahwa situasinya masih belum kondusif untuk menerima supporter Malaysia.
Namun, saya kira itu sudah berubah sekarang.
Stigma mengerikan untuk menonton timnas langsung di GBK perlahan-lahan mulai hilang – situasi menonton timnas sekarang jauh lebih kondusif dan inklusif.