Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

BJ Habibie dan Perkembangan Olahraga Catur Indonesia

By Agung Kurniawan - Kamis, 12 September 2019 | 12:30 WIB
Presiden ke-3 Republik Indonesia BJ Habibie (KOMPAS.COM/ BAHANA PATRIA GUPTA)

Baca Juga: Lionel Messi Tahu Barcelona Belum Mati-matian Pulangkan Neymar

Turnamen Piala Habibie II digelar pada 1993 dengan tiga GM Indonesia yakni Utut Adianto, Ardiansyah, dan M Edhi Handoko, turut serta sebagai kontestan.

Berbeda dengan penyelenggaraan pertama, gelaran kedua kejuaraan catur perorangan tersebut dibagi dalam dua kelompok, non-master dan master.

Selain itu, kejuaraan ini juga menggunakan sistem Swiss 11 babak.

Jumlah total hadiah yang digelontorkan kepada para pemenang juga naik, dari Rp 11 juta pada 1991 menjadi Rp 16 juta pada 1993.

Baca Juga: Manajer Repsol Honda Harapkan Jorge Lorenzo Berani Ambil Risiko

"Piala Habibie saat itu memecahkan rekor dalam jumlah hadiah dibandingkan turnamen-turnamen catur sebelumnya ," ujar Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Percasi, Kristinus Liem.

Salah satu pecatur andal Indonesia yang lahir dari turnamen Piala Habibie adalah Eka Putra Wirya.

Kiprah Eka di dunia catur Tanah Air dimulai ketika dia menjadi Master Nasional pada Piala Habibie 1991.

Pada tahun 1992, Eka diajak menjadi pengurus Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi).

Setelah itu, Eka terjun dalam pembinaan catur di Tanah Air dan melahirkan banyak pecatur andal hingga mendapatkan penghargaan Life Time Achievement oleh Seksi Wartawan Olahraga PWI, Februari 2019 lalu.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P