Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Menilai hasil akhir sebuah laga dalam olah raga kombat memang tidak seperti pertandingan basket atau sepak bola, di mana tim yang mencetak skor lebih banyak akan dinobatkan sebagai pemenang.
Dalam dunia seni bela diri campuran, jika laga berlangsung sampai akhir tanpa ada atlet yang meraih kemenangan KO/TKO maupun kuncian, maka ketiga juri independen akan memiliki hak untuk menentukan siapa pemenangnya.
Di ONE Championship, ketika keputusan sebuah laga harus jatuh ke tangan juri, maka yang dinilai adalah aksi secara keseluruhan, bukan per ronde.
Baca Juga: Protes kepada Bartomeu dan Valverde, Messi Minta Barcelona Beli Kapten Napoli
Jadi meskipun seorang atlet dari salah satu sudut nampak tampil dominan di ronde pertama dan kedua, tidak otomatis ia akan menjadi pemenang jika ternyata atlet dari sudut yang lain tampil luar biasa di ronde terakhir melampaui aksi yang ditampilkan sang lawan secara keseluruhan di sepanjang laga.
Ketika ketiga juri sepakat untuk memberikan kemenangan pada salah satu atlet yang bertanding, maka hasil tersebut dinamakan unanimous decision atau keputusan mutlak.
Lalu apa hasilnya jika para juri memilih pemenang yang berbeda?
Dikutip BolaSport.com dari ONE Championship, kemungkinannya ada dua pilihan, yakni antara split decision dan majority decision.
Split decision diambil ketika dua dari tiga juri memenangkan satu atlet, sedangkan satu juri lainnya menghadiahkan kemenangan bagi atlet lainnya.
"Bagi kami para atlet, kami melihat split decision sebagai kemenangan angka, tetapi tipis, sementara majority decision itu hampir mutlak," ujar Yohan "The Ice Man" Mulia Legowo, atlet MMA veteran yang telah malang melintang dalam dunia seni bela diri Tanah Air selama lebih dari dua dekade.
Sementara itu, majority decision terjadi ketika dua juri memenangkan salah satu atlet, sedangkan juri ketiga menyatakan bahwa laga berakhir imbang.
"Unanimous akan diambil ketika salah satu atlet tampil dominan hampir di semua area dan ronde. Sementara untuk majority decision, biasanya terjadi ketika atlet yang kalah terlihat memberi perlawanan yang cukup sepadan," tutur Yohan, salah satu pionir perkembangan MMA di Indonesia sekaligus pendiri Han Fight Academy di Solo, Jawa Tengah ini.
Putusan lain yang mungkin terjadi adalah draw atau imbang.
Hal ini terjadi apabila ketiga juri memutuskan laga berjalan imbang atau jika dua juri memenangkan kontestan berbeda, sementara satu juri terakhir memutuskan tak ada pemenang atau berjalan imbang.
Mengandalkan juri untuk menentukan pemenang sebuah laga bukanlah sesuatu yang jarang, terutama apabila laga berjalan sengit dari awal hingga akhir.
Dibutuhkan kejelian khusus dari para juri untuk memantau jalannya laga serta menyaksikan dengan seksama apakah pukulan serta upaya kuncian yang dilancarkan salah satu atlet tepat sasaran atau tidak.
Baca Juga: Peran Krusial Corner Man di ONE Championship yang Jarang Diketahui Banyak Orang
Tak jarang, keputusan juri bisa berbeda dari pandangan awam karena mereka menilai lebih jelas dari apakah sebuah serangan tepat mengenai sasaran atau hanya mengenai bagian permukaan yang tidak memberikan dampak apa pun bagi lawan.
Bisa juga meskipun seorang atlet berhasil melayangkan berbagai pukulan atau tendangan, tetapi di sepanjang laga ia lebih sering tampil bertahan dan memanfaatkan momen serangan balik, bisa jadi angka akan diberikan pada kontestan yang lebih agresif membuka peluang.
Berikut adalah kriteria yang menjadi acuan para juri di ONE dalam memenangkan salah satu atlet dan penilaian di rangkum secara keseluruhan tidak berdasarkan satu momen atau ronde per ronde: