Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis tunggal putra Jepang, Kento Momota, masih awet menjadi pemain nomor satu pada peringkat BWF. Para lawan yang pernah menghadapinya pun angkat bicara soal sulitnya menghadapi Momota.
Gelar teranyar Kento Momota tahun 2019 adalah medali emas Kejuaraan Dunia yang berlangsung akhir Agustus lalu di Basel, Swiss.
Dia juga sudah memenangi All England Open 2019, Japan Open 2019, Kejuaraan Asia 2019, Singapore Open 2019, dan German Open 2019.
Lalu, apa yang membuat Kento Momota begitu tangguh di lapangan?
Sai Praneeth, pebulu tangkis tunggal putra India, punya pendapat soal gaya main pemain berusia 25 tahun tersebut.
Praneeth dan Momota bertemu pada semifinal Kejuaraan Dunia 2019, dan Momota menang straight game, 21-13, 21-8.
"Saya bermain cepat melawan Momota, tetapi tidak berhasil mendapat poin. Hal itu membuat mental saya terkuras. Dia selalu meladeni serangan-serangan saya," kata Praneeth, dikutip BolaSport.com dari BWF.
Baca Juga: Jadwal Vietnam Open 2019 - Dua Wakil Indonesia Kejar Tiket ke Final
Praneeth pun memuji gaya main Momota yang fleksibel dan bisa menyesuaikan dengan lawan.
"Momota bermain sesuai gaya lawan, dia bisa memvariasikan permainan kapanpun dia mau. Hal itu kelebihan untuknya. Momota juga sabar dan bisa membaca lawan," tutur dia melanjutkan.
"Ada yang berbeda pada Momota dibanding pemain lain dan membuatnya sulit dikalahkan," ucap Praneeth.
Hal serupa diungkapkan Anders Antonsen (Denmark).
Antonsen pernah mengalahkan Momota pada final Indonesia Masters 2019, Januari lalu.
Keduanya kembali bertemu pada babak final Kejuaraan Dunia 2019. Namun, hasilnya berbeda.
Momota kali ini menang 21-9, 21-3. Skor yang telak, terutama pada final turnamen sekelas Kejuaraan Dunia.
"Momota sempat melakukan kesalahan dan saya mengira punya kans. Namun, setelah permainannya membaik, saya tak punya kekuatan mengimbangi," ucap Antonsen.
Baca Juga: Rekap Vietnam Open 2019 - Indonesia Sisakan 2 Wakil pada Babak Semifinal
HS Prannoy, lawan Momota pada babak ketiga, menyebut Momota punya pukulan yang khas dan membuat lelah lawan.
"Beberapa pukulan dari pemain seperti Lin Dan dan Kento Momota tak biasa. Pukulan-pukulan itu memaksa Anda bergerak hingga lelah," kata Prannoy.
"Untuk mengatasinya, Anda harus sangat cepat atau punya kemampuan lebih hebat. Saya harus terus berlari dan menunggu kesempatan membalas," ucapnya lagi.
Kento Momota sendiri menyadari kelebihannya tersebut.
Dia pun mengatakan bahwa dia tahu pentingnya mengembangkan gaya main.
"Saya tidak bisa terus bertahan dengan gaya main yang sama. Lawan-lawan akan bisa membaca, jadi saya harus memperbaiki area lain," tuturnya.
View this post on InstagramJadwal pekan ke-3 Liga Italia 2019-2020. . #ligaitalia #seriea #gridnetwork
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on