Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tutorial Mengendarai Motor Yamaha dengan Cepat dari Fabio Quartararo

By Ardhianto Wahyu Indraputra - Kamis, 10 Oktober 2019 | 06:00 WIB
Pembalap tim Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo (twitter.com/MotoGP)

BOLASPORT.COM - Fabio Quartararo menjadi rising star MotoGP setelah mampu tampil cepat pada saat pembalap sepabrikan kesulitan. Apa rahasianya?

Pembalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo, menjadi salah satu pembalap yang paling bersinar pada ajang MotoGP musim 2019.

Tampil sebagai debutan di kelas para raja, Quartararo menggebrak dengan beberapa kali menjadi pembalap terdepan Yamaha.

Padahal, berbeda dengan tiga pembalap Yamaha lain, spesifikasi RPM mesin Quartararo dikurangi karena stok pergantian mesin yang lebih sedikit.

"Fabio bisa mengambil tikungan cepat dengan kecepatan yang sangat tinggi," komentar rekan setim Quartararo, Fabio Morbidelli, dilansir BolaSport.com dari Crash.

"Dia melakukannya dengan sedikit usaha. Saya tidak tahu bagaimana," sambung Morbidelli, yang koleksi poinnya tertinggal 53 angka dari Quartararo.

Fabio Quartararo sendiri tidak pelit berbagi rahasia. Dalam wawancara dengan Motorsport Magazine, dia menjelaskan metode yang dipakainya ketika membalap.

Sesuai pernyataan Morbidelli, Quartararo mengakui bahwa dirinya mengandalkan kecepatannya di tikungan untuk menutup kekurangan di sektor tenaga.

Baca Juga: Maverick Vinales Ingin Belajar dari Fabio Quartararo, Si Bocah Ajaib

"Saya pikir saya cukup bagus dalam hal corner speed. Saya sudah sering mendengarnya dari beberapa pembalap top di MotoGP," kata Fabio Quartararo.

Meski begitu, melewati tikungan dengan cepat tidak semudah yang dibayangkan. Ada berbagai aspek yang harus diperhatikan.

Salah satunya adalah memilih berbagai mode pengaturan mesin (engine mapping) yang dikendalikan oleh perangkat elektronik ECU.

Sekadar informasi, ECU berfungsi mengatur pelepasan tenaga mesin untuk kontrol traksi hingga anti-wheelie (ban depan terangkat karena akselerasi tiba-tiba).

TWITTER.COM/YAMAHAMOTOGP
ECU bisa meminimalisir wheelie seperti yang dialami Valentino Rossi ini dengan mengatur besarnya hambatan pada tenaga mesin yang dilepaskan.

Meski fungsinya memudahkan pembalap dalam mengendalikan motornya, ECU bisa menjadi bumerang apabila tim tidak dapat menemukan setelan yang pas.

Masalah perangkat elektronik inilah yang menjadi momok bagi pembalap tim pabrikan Yamaha sejak penyeragaman ECU di MotoGP pada 2017.

Lantaran bertahun-tahun menggunakan ECU bikinan sendiri, Yamaha kesulitan memahami ECU produksi Magneti Marelli yang menjadi standar di kelas MotoGP.

Lantas, mengapa Quartararo seolah tidak menemukan kendala layaknya pembalap Yamaha lain?

Baca Juga: Bos Repsol Honda: Kami Berencana, The Baby Alien yang Menentukan

Ternyata, salah satu alasannya adalah Quartararo tidak mau terlalu menggantungkan performanya terhadap setelan ECU.

"Saya berusaha lebih mengandalkan kemampuan saya sendiri dalam mengendalikan wheelspin karena saya pikir ini adalah cara terbaik," ucap Quarararo.

Tips lain dari Quartararo adalah membuka katup gas secara perlahan agar mendapat akselerasi bagus ketika keluar dari tikungan.

Sebab, gaya balap yang halus seperti Jorge Lorenzo dinilai pembalap 20 tahun itu paling sesuai dengan karakter motor Yamaha YZR-M1.

twitter.com/HRC_MotoGP
Menurut Fabio Quartararo, gaya balapan halus Jorge Lorenzo paling sesuai dengan karakter motor balap Yamaha YZR-M1.

"Awalnya saya senang bisa keluar dari tikungan dengan tarikan gas penuh," papar pembalap yang sempat dijuluki titisan Marc Marquez tersebut.

"Tetapi tentu jika Anda hanya menggunakan 80 persen gas, Anda akan keluar lebih cepat karena alih-alih membuat bannya berputar di tempat, Anda justru membangun kecepatan."

Seperti kata pepatah, teori lebih mudah daripada praktek.

Quartararo menjelaskan bahwa keputusan mengandalkan kemampuan sendiri dalam mengendarai motor juga harus disertai dengan feeling dan respons yang akurat.

Baca Juga: Valentino Rossi: Semua Pihak Senang Saya Ganti Kepala Kru, Kecuali Tim Saya Sendiri

Tujuannya agar pembalap bisa merasakan perubahan daya cengkeram (grip) ban depan yang berpotensi membuatnya terjatuh ketika terlalu memiringkan motornya.

"Ketika ban depan mulai selip saya sedikit melepas tuas rem," kata Quartararo.

"Ini hal yang sulit karena Anda bisa kehilangan grip di bagian depan dalam waktu kurang dari sepersekian detik, jadi Anda harus sangat fokus dan punya kontrol bagus".

"Jika Anda tidak memiliki feeling itu dengan bagian depan motor, Anda akan mudah terjatuh karena grip depan bisa hilang dengan sangat cepat," tandasnya.

twitter.com/sepangracing
Ekspresi pembalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo usai melakoni sesi kualifikasi MotoGP Austria 2019, Sabtu (10/8/2019)

Fabio Quartararo untuk sementara menempati posisi ketujuh di tabel klasemen pembalap MotoGP 2019 dengan koleksi 143 poin.

Quartararo berpeluang mengikuti jejak Johann Zarco menyapu bersih gelar rookie terbaik dan pembalap independen terbaik di MotoGP.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P