Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Memakai hijab menjadi alasan nama Noor Abukaram tidak ada di-result lomba lari.
Diskriminasi terjadi pada perlombaan lari lintas alam yang berlangsung di Amerika Serikat.
Seorang peserta bernama Noor Abukaram didiskualifikasi karena mengenakan hijab ketika berlomba.
Baca Juga: Klub-Klub Liga Inggris Tampil Sempurna di Kompetisi Antarklub Eropa
Noor yang merupakan siswi The Bounty Collegium berpartisipasi dalam perlombaan Sylvania School District's di Owen Communit College, Findlay, Ohio pada Sabtu (19/10/2019) waktu setempat.
Dara berusia 16 tahun itu sudah berkompetisi sebelumnya dengan Sylvania Northview High School dalam perlombaan yang sama selama tiga tahun terakhir.
Namun tak seperti tahun-tahun sebelumnya, pada tahun ini ia menemukan kejanggalan ketika pelatihnya mengatakan ada masalah pada setelan yang ia kenakan.
Menurut penuturan sepupunya, Zobaida Falah, hijab Noor menjadi penyebab namanya tidak tercantum dalam hasil perlombaan.
"Mereka membiarkannya berlari pada perlombaan itu di mana ia berpikiran dirinya baik-baik saja dan setelah berlomba ia mencari catatan waktunya bersama rekan setimnya, ia mendapati catatan waktunya tidak ada," ungkap Falah pada postingan Facebook-nya.
"Ketika ia bertanya, rekan setimnya merespons, 'karena hijabmu'," tutur Falah lagi.
Padahal, setelan Noor dan rekan setimnya sudah diperiksa oleh panitia perlombaan untuk meyakinkan tidak ada pelanggaran.
Noor juga mejelaskan salah satu rekan setimnya telah berganti setelan celana pendek karena corak stripnya tidak sama dengan rekan setim yang lain.
"Langsung, saya mulai membayangkan apa yang terjadi ketika mereka memanggil saya (untuk diperiksa) selanjutnya ketika saya memakai celana hitam dan hijab."
"Saya sudah menjadi atlet pelajar sepanjang hidup saya, dan setiap kali berkompetisi, yang saya bayangkan dalam pikiran saya ketika pemeriksaan setelan seragam."
"Dalam poin ini, rekan setim saya memakai celana pendek dan saya lega mereka tidak mengatakan ini pada saya," ungkap Noor.
Baca Juga: Juventus Dapat Bonus Rp389 Miliar Karena Bermain Bagus, Dari Mana?
Noor akhirnya menyadari ada yang janggal terjadi antara pelatih dan ofisial.
Ia mendapati panitia perlombaan memberi instruksi apda sang pelatih: 'Jangan bilang padanya sekarang tunggu sampai selesai'.
Noor tetap melakoni start, fokus berlari dan menyelesaikan perlombaan.
"Saya menyelesaikan perlombaan saya, saya memberikan rekan setim saya pelukan, saya berbicara pada orang-orang di perlombaan dan hari itu semuanya menyenangkan," kata Noor.
Sampai suatu ketika namanya tidak ada di catatan hasil perlombaan membuat ketakutan Noor menjadi realita, kalau hijabnya menjadi yang dipermasalahkan pihak perlombaan.
"Saya bingung dan percaya diri bahwa memang ada kesalahan jadinya saya bertanya pada rekan setim dan bertanya, 'teman-teman namaku nggak ada di list'. Mereka menatap saya dengan tatapan kosong dan mengatakan, 'kau didiskualifikasi'."
Baca Juga: Soal Suksesor, Luis Suarez Sudah Temukan Calon Penggantinya di Barcelona
"Saya tidak langsung berpikir apapun lantas justru tertawa dan bertanya 'kenapa?'. Tetapi mereka tak tertawa, jadi ada satu yang menatap saya dan bilang, 'karena hijabmu'."
"Hati saya langsung tersentak, saya menjadi merasa nggak enak badan dan merasa tertonjok di perut. Ini adalah sesuatu yang selalu takutkan di mana menjadi kenyataan sekarang. Saya hanya bisa berlalu dan rekan setim saya tidak mampu mengatakan apapun," ucap Noor.
Noor mengatakan hijabnya tidak pernah dipermasalahkan pada perlombaan sebelumnya dan ofisial dari Ohio High School Athletic Association (OHSAA) tidak pernah menganggap hijabnya sebagai sebuah pelanggaran pada gelaran lomba sebelumnya.
Noor lantas juga melihat ketidakadilan ketika ada rekan setimnya ada yang mengganti celana tetapi tidak digubris oleh panitia.
Baca Juga: 'Spiderwoman Indonesia' Aries Susanti Rahayu Pecahkan Rekor Dunia dalam 6,9 Detik
"Panitia tidak memberikan respek yang sama pada saya seperti yang ia berikan pada rekan setim saya yang juga melanggar peraturan ketika ia diminta mengganti celana dan memberikannya kesempatan untuk ganti. Saya bahkan tidak berikan kesempatan untuk menjelaskan pada mereka karena mereka tidak mampu memparkan apa sebenarnya kesalahan saya," kecam Noor.
Sang pelatih, Jeffery Flowers, juga tak bisa berbuat banyak ketika panitia menghampirinya.
"Ketika tim kami maju ke garis start, panitia bertanya mengenai adakah lembaran tertulis mengenai pengecualian adanya pelanggaran soal seragam," terang Flowers pada Yahoo.
"Saya tidak dapat yang seperti itu dan panitia mengatakan saya bisa saja menggantinya dengan pelari lain, memintanya melepas hijab, atau membiarkannya berlari tetapi tetap didiskualifikasi ketika sampai finish. Saya memutuskan membiarkannya lari."
Juru bicara OHSAA lewat laman DailyMail menjelaskan perlombaan tersebut diperbolehkan bagi mereka yang memakai hijab.
Baca Juga: Tiga Suporter Berhijab Asli dari Thailand Ikut Ramaikan SUGBK
Noor sendiri memakai hijab khusus pelari yang dirancang oleh apparel ternama, Nike.
Brand olahraga asal AS itu untuk mendukung para atlet berhijab mulai 2017 ketika meluncurkan Nike Pro Hijab.
Atlet dunia, Zenia Nassar yang merupakan petinju asal Jerman, merupakan salah satu brand ambassador produk tersebut.