Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Timnas U-22 Indonesia menggelar latihan terakhirnya di Lapangan G, Komplek Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (15/11/2019), jelang hadapi timnas U-23 Iran.
Timnas U-22 Indonesia menjamu timnas U-23 Iran untuk yang kedua kalinya di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, Sabtu (16/11/2019), pukul 15.30 WIB.
Dalam latihan terkini, timnas U-22 Indonesia berfokus kepada usaha perbaikan sistem deep defending yang dianggap kurang berjalan dengan baik saat jumpa timnas U-23 Iran pada pertemuan pertama.
Sebelumnya timnas U-22 Indonesia sudah jumpa timnas U-23 Iran dan berakhir dengan skor 1-1 dalam laga yang digelar di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Rabu (13/11/2019).
Kembali ke latihan, Indra Sjafri selaku pelatih beberapa kali menghentikan latihan ketika pemainnya salah mengambil langkah dalam metode latihan tersebut.
Indra Sjafri ingin timnya bisa bermain lebih tenang ketika mendapatkan bola dalam kondisi bertahan setelah lawan kehilangan penguasaan bola.
"Kami dipaksa hampir 2 X 45 menit unutk bermain deep defending, jadi itu bukan suatu taktik kami yang mengingingkan bermain seperti itu," kata Indra Sjafri seusai latihan.
Baca Juga: 3 Pemain Timnas U-22 Indonesia Dicoret Seusai Laga Kontra Iran, Beto?
"Teman-teman pelatih telah mengajarkan bagaimana kalau mereka defend, dalam kondisi satu pemain di tengah dan di belakang," ujarnya menambahkan.
"Kalian juga tahu lawan kami adalah peserta Piala Asia U-23 dan postur tubuh mereka juga bagus-bagus. Kualitas passing mereka juga bagus-bagus, sehingga terpaksa kami bermain deep," katanya lagi.
Nah, dalam latihan kali ini Indra Sjafri juga mengingatkan pemainnya untuk lebih banyak memainkan bola dari ke kaki.
Menurutnya, timnya terlalu banyak melepaskan bola direct ke depan saat berusaha melakukan serangan balik setelah sang lawan kehilangan bola.
Kondisi itu merugikan timnas U-22 Indonesia yang akhirnya kembali diserang lawan dan terpaksa bertahan lagi.
"Serangan baliknya kami sedikit masalah dalam permainan deep defending kami. Dan terlalu memaksakan serangan balik dengan bola direct ke depan," tuturnya.
"Padahal pemain tidak ada (di depan) akhirnya bola hilang dan serangan balik lagi. Kami perbaiki masalah itu tadi," ucapnya.
"Kalau tidak bisa serangan dengan cepat atau serangan balik, kami lakukan possesion progresive dan bola jangan cepat hilang," katanya.