Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Mengapa demikian? Murphy, yang juga rutin menulis untuk kolom di ESPN FC dan situs AFC, menilai hal ini ada hubungannya dengan fokus timnas Thailand yang terpecah.
Untuk SEA Games 2019, Nishino memutuskan tidak membawa pemain senior dan hanya mengandalkan pemain U-22.
Tujuannya adalah untuk memberi kesempatan jam terbang dan mencapai kondisi kebugaran ideal bagi para pemain muda ini sebelum dipertimbangkan masuk ke level yang lebih tinggi.
Menurut Murphy, target utama Nisihino di SEA Games Filipina 2019 bukan untuk meraih medali emas.
"Jadwal padat, lapangan yang buruk, dan kelelahan pemain setelah menjalani kompetisi domestik adalah tantangan yang harus diatasi Nishino. Thailand selalu dalam tekanan untuk tampil bagus dalam sebuah turnamen," ucap Murphy.
"Namun, saya yakin Nishino masih memandang SEA Games sebagai tes buat Thailand agar mempersiapkan diri untuk Piala Asia U-23 2020," katanya, dikutip BolaSport.com dari situs Zing.vn.
Murphy beropini bahwa timnas Thailand punya beban lebih berat untuk berprestasi di Piala Asia U-23 tahun depan karena status mereka sebagai tuan rumah.
#ChangsuekLive Full-Time หมดเวลาการเเข่งขัน ในฟุตบอลชายซีเกมส์ 2019 นัดเเรก กลุ่มบี
???????? ทีมชาติไทย 0-2 ทีมชาติอินโดนีเซีย ????????#ช้างศึก #เชียร์ไทยใจเดียวกัน #TogetherAsOne #AFC #AFCU23 #Thailand #บอลไทย #ฟุตบอลไทย #FAThailand #Changsuek #Seagames #2019Seagames #Seagames2019 pic.twitter.com/XNDwxOdzeb
— Changsuek (@Changsuek_TH) November 26, 2019
Apalagi, mereka terobsesi untuk mengatasi ketertinggalan dari Vietnam soal pencapaian di tingkat Asia, bukan lagi level regional ASEAN.
Karena itu, tidak mengejutkan jika timnas U-22 Thailand rontok lebih awal di fase grup dalam persaingan ketat dengan Vietnam, Indonesia, dan Singapura.