Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Team Principal Monster Energy Yamaha MotoGP, Lin Jarvis, mengakui tim yang dia pimpin memiliki satu kelemahan utama dan menghambat mereka dalam meraih prestasi.
Yamaha mengawali musim kompetisi MotoGP 2019 dengan cukup baik setelah Valentino Rossi menjadi runner-up pada balapan kedua di Argentina dan balapan ketiga di Amerika Serikat.
Namun, setelah itu, performa Yamaha perlahan mengendur sehingga tak mampu memberi perlawanan setimpal kepada tim Repsol Honda.
Baca Juga: Jadwal F1 GP Abu Dhabi 2019 - Potensi Penutup yang Manis bagi Mercedes
Skuad pabrikan asal Jepang tersebut baru bisa kembali mencuri atensi setelah MotoGP 2019 menyelesaikan jeda tengah musim.
Tercatat, sejak MotoGP Republik Ceska 2019, Yamaha kerap tampil dominan pada sesi latihan dan kualifikasi.
Akan tetapi, penampilan dominan itu tidak berlanjut saat balapan.
Alhasil, Yamaha hanya bisa memenangi satu balapan yakni MotoGP Malaysia 2019 yang digelar di Sirkuit Internasional Sepang.
Gelar juara itu dipersembahkan oleh Maverick Vinales.
Secara kebetulan, Vinales juga menjadi satu-satunya rider Yamaha yang mampu meraih kemenangan dalam dua musim terakhir.
Baca Juga: Bos Yamaha Beberkan Penyebab Timnya Bisa Bangkit di MotoGP Musim Ini
Hal tersebut tak pelak menimbulkan satu pertanyaan di kalangan penggemar MotoGP; ada apa dengan Yamaha?
Dengan line-up pembalap bertalenta sekelas Valentino Rossi dan Maverick Vinales, kenapa Yamaha tak kunjung tampil optimal pada sesi balapan?
Dikutip Bolasport.com dari Paddock-GP, Lin Jarvis tak menampik kalau timnya masih punya kelemahan fatal.
Baca Juga: Karel Abraham dan Perasaannya yang Hancur Usai Ditendang Avintia
"Seperti saat memimpin perusahaan, Anda harus bisa menyatukan kemampuan semua divisi yang terlibat," tutur Jarvis.
"Saya rasa, itulah yang sampai saat ini belum kami lakukan di Yamaha," kata dia menjelaskan.
Jarvis lantas mengungkapkan bahwa saat ini kru yang dia miliki masih bekerja untuk komponen per komponen.
"Kami memiliki divisi sasis yang hanya mengerjakan soal sasis. Divisi elektronik juga hanya mengerjakan komponen elektronik dan power unit," ujar dia.
"Tidak ada yang melihat motor sebagai suatu kesatuan. Kerja sama kami jadinya kurang bagus," kata Jarvis lagi.
Kendati demikian, Jarvis mengaku telah memiliki siasat untuk mengatasi masalah tersebut.
"Kami mulai melakukan revolusi dengan membangun hubungan yang lebih terbuka untuk menyelesaikan masalah," kata dia.
"Walaupun sebagian besar kru kami masih sama, semoga dengan pendekatan yang baru ini mentalitas kami bisa berubah," tutur Jarvis menambahkan.
Baca Juga: Gagal Lolos ke BWF World Tour Finals 2019, Fajar/Rian Alihkan Fokus
Pernyataan Lin Jarvis itu sekaligus menegaskan bahwa ada masalah internal yang menghinggapi kubu Yamaha.
Perubahan mentalitas yang dibangga-banggakan Jarvis ternyata belum memberi dampak signifikan terhadap hasil akhir Yamaha.
Di sisi lain, gencarnya inovasi yang dilakukan oleh tim-tim rival justru membuat Yamaha tertinggal.