Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Merasa Pernah Dirugikan, Persebaya Tanyakan Regulasi Penyalaan Flare

By Hugo Hardianto Wijaya - Senin, 27 Januari 2020 | 17:45 WIB
Flare yang dinyalakan Bonekmania, suporter Persebaya saat melawan Madura United. (irwanfebri)

BOLASPORT.COM - Persebaya Surabaya mempertanyakan kembali regulasi penyalaan flare di area stadion kepada PSSI karena merasa pernah dirugikan.

Penyalaan flare atau kembang api di area stadion merupakan hal yang sering dilakukan oleh suatu klub untuk merayakan kemenangan.

Akan tetapi, penyalaan flare tersebut bisa berujung pada pemberian denda dan sanksi terhadap klub terkait.

Sebagian besar klub Liga 1 pun juga pernah mendapatkan sanksi karena persoalan flare tersebut.

Baca Juga: Real Madrid Takkan Percepat Masa Pemulihan Hazard

Jelang bergulirnya Liga 1 2020, Persebaya Surabaya mempertanyakan dan meminta PSSI untuk memberikan peraturan yang jelas terkait flare.

Hal itu disampaikan secara langsung oleh Sekretaris Persebaya Surabaya, Ram Surahman, dalam Kongres Biasa PSSI di Kuta, Bali, Sabtu (25/1/2020).

Ram mempertanyakan apakah penyalaan flare setelah pertandingan tetap merupakan sebuah pelanggaran atau tidak.

Sebab, menurutnya tim Bajul Ijo merasa pernah dirugikan akibat ketidakjelasan peraturan tentang flare.

Persebaya Surabaya pernah menyalakan flare setelah pertandingan berakhir dan tetap mendapatkan sanksi denda dari Komite Disiplin PSSI.

"Menyalakan flare, itu jelas salah jika pertandingan masih berlangsung," ucap Ram Surahman dilansir Bolasport.com dari Tribun Bali.

"Jadi menit ke berapa setelah pertandingan supaya tidak kena denda."

"Pernah setelah 90 menit berakhirnya pertandingan, kami menyalakan flare tapi tetap kena denda," kata Ram Surahman, Minggu (26/1/2020).

Baca Juga: Saksi Mata Sebut Ada Suara Aneh di Mesin Helikopter yang Menewaskan Kobe Bryant

bayuchandra
Penyalaan flare di tribune stadion

Ram pun berharap PSSI bisa menyediakan regulasi yang lebih mendetail terkait penyalaan flare di area stadion.

Ram juga meminta hal tersebut dibahas secara sungguh-sungguh saat rapat koordinasi perangkat pertandingan (MCM).

"Selama ini setiap MCM tidak ada pembahasan soal ini. Lalu kami kena denda gara-gara flare. Padahal pertandingan sudah selesai," tutur Ram mengakhiri.

Baca Juga: Novak Djokovic Sebut Kobe Bryant adalah Penyemangatnya Saat Alami Cedera

Selama gelaran Liga 1 2019, Arema FC menjadi salah satu tim yang mendapat denda paling banyak akibat penyalaan flare.

Tim berjulukkan Singo Edan itu harus membayar denda mencapai lebih dari Rp 1 milyar karena penyalaan flare saat pertandingan dan sejumlah ulah suporter lainnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

RIP Kobe Kecelakaan merenggut nyawa Kobe Bryant. Legenda bola basket, Kobe Bryant dilaporkan meninggal dalam kecelakaan helikopter di Calabasas, Amerika Serikat pada Minggu (26/1/2020) waktu setempat. Bryant tidak sendiri saat menumpang helikopter pribadinya. Menurut laporan TMZ yang dikutip BolaSport.com, masih ada delapan orang lagi yang dinyatakan tewas. Salah satunya adalah putri Kobe Bryant, Gianna. Berdasarkan laporan helikopter yang ditumpangi Kobe Bryant kehilangan kendali sebelum terjatuh. Bryant - yang wafat pada usia 41 tahun - menjadi bintang basket selama dua dekade bersama Los Angeles Lakers yang dibelanya sejak 1996. Ia memenangkan lima kali kejuaraan NBA dan 18 All-Star Games sebelum pensiun pada 2016. Bryant meninggalkan tiga orang anak dari hasil pernikahannya dengan model Vanessa Laine yang tak terlibat dalam kecelakaan itu. Teks: Bolasport.com/Dimas Wahyu Indrajaya #rip #kobe #lakers #gridnetwork

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P