Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Triyatno meraih tiga keping medali emas untuk angkatan snatch 136 kg, clean and jerk 170 kg, dan angkatan total 306 kg.
Meski meraih tiga medali emas, angkatan Triyatno masih jauh di bawah catatan terbaiknya pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi IWF 2019.
Saat itu, Triyatno mencatat jumlah angkatan 326 kg yakni angkatan snatch 145 kg, serta clean and jerk 181 kg.
"Eko selalu tampil dalam keadaan siap. Deni mengalami sedikit cedera pinggang, sementara Triyatno tampil kurang persiapan," kata Manajer tim angkat besi Indonesia, Alamsyah Wijaya, dilansir BolaSport.com dari Kompas.id
Bagi Deni, hasil yang didapat di Rahst ini jauh di bawah prestasinya saat meraih medali emas SEA Games 2019 di Manila, Filipina.
Saat itu, Deni mencatat angkatan total 315 kg, dengan angkatan snatch 143 kg serta clean and jerk 172 kg.
Baca Juga: SEA Games 2019 - Lifter Putri Indonesia Ini Ingin Melebihi Prestasi Ibunya
Kejuaraan Fajr Cup termasuk dalam kualifikasi Olimpiade dengan level perak atau menyediakan poin peringkat dunia lebih rendah dari Kejuaraan Dunia dan kejuaraan tingkat benua.
Menurut Alamsyah, lifter Indonesia yang diproyeksikan lolos ke Olimpiade Tokyo 2020 ini harus tampil lebih fokus pada ajang selanjutnya pada Kejuaraan Asia di Nur Sultan, Kazakstan, pada 16-25 April 2020.
Kejuaraan ini merupakan kualifikasi terakhir menuju Olimpiade Tokyo 2020. Kejuaraan Asia menyediakan poin peringkat dunia paling tinggi, setara dengan Kejuaraan Dunia.
Sebelum berangkat ke Iran, lifter Eko Yuli mengatakan persiapannya menuju Kejuaraan Piala Fajr sangat kurang. Hal itu disebabkan, lifter peraih medali perak Olimpiade Rio 2016 ini baru saja tampil di SEA Games 2019. Eko hanya mempunyai waktu satu bulan untuk berlatih. Padahal, biasanya, jeda antar kejuaraan 3-4 bulan.
Dengan persiapan yang minim, Eko hanya ingin menjadikan kejuaraan di Iran sebagai ajang uji coba dan memenuhi kewajiban tampil pada minimal enam kejuaraan kualifikasi Olimpiade.
Eko berharap di Kazakstan, ia bisa tampil lebih baik sebagai strategi untuk menggertak lawan. (Denty Piawai Nastitie)