Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sadang lalu mencapai set point dalam kedudukan 24-15.
Tanpa menunggu lama, klub yang dilatih Putut Marhaento itu langsung menutup set keempat dengan kemenangan setelah smes keras Oky Puji Setyawan tak bisa diblok dengan baik oleh JPE.
JPE baru bisa kembali ke irama permainan mereka saat set kelima dimainkan.
Pada fase ini, JPE membuktikan bahwa mereka adalah tim dengan kematangan mental bertanding yang lebih baik.
JPE memenangi set penentu dengan skor 15-7.
"Pertandingan tadi kami mengikuti irama permainan Sadang, terbawa arus. Namun, kami harus bisa bangkit lagi dan memainkan permainan kami sendiri," ucap Pascal seusai laga.
"Set keempat tadi saya memang sengaja lepas dan menarik pemain-pemain inti keluar supaya set kelima bisa fokus lagi. Buat apa juga saya paksa main ketika sudah tertinggal 10 poin?"
"Emosi anak-anak juga tadi sudah mulai tidak terkontrol karena banyak keputusan wasit yang merugikan," tutur Pascal lagi.
Baca Juga: Kejuaraan Beregu Asia 2020 - Waspada Virus Corona, Tim Indonesia Diminta Tak Tinggalkan Hotel
Sementara itu, asisten pelatih Sadang, Marjoko Sigit, menilai performa skuadnya lebih baik dibanding sebelum-sebelumnya.
Hanya, kendala servis dan penerimaan bola pertama yang tak kunjung usai membuat Sadang kehilangan kesempatan untuk meraih kemenangan.
"Kendala anak-anak itu, saat imbang di perebutan poin-poin kritis, 15 ke atas, mereka nggak bisa terima dengan baik. Banyak mati sendiri, sehingga semangat tim jadi drop," kata dia.
"Pada awal set kelima, receive juga nggak bagus, padahal pada set ini, mental bertanding yang berperan. Kalau sudah drop, sulit untuk naik lagi," ucap Sigit lagi.