Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Baca Juga: Kembali Masuk Timnas, I Putu Randu Sudah Yakin Tim Voli Putra Indonesia Raih Emas SEA Games 2019
"Mental itu berasal dari diri kami sendiri. Saat TC (training camp), kami tidak memiliki manajer, tidak ada yang memperhatikan kami. Orang PBVSI tahunya kami jadi berangkat, tetapi pihak atas tidak tahu kondisi kami sebenarnya bagaimana," tutur Randu.
"Kami bukan hancur secara mental, tetapi hancur secara kepedulian ayah kepada anak. Seorang pimpinan kepada atlet," ujar Randu.
"Kalau memang ingin atletnya bagus atau apa, jenguklah atlet, traktir makan atau sharing. Jadi, kami merasa oh kami diperhatikan. Selama ini, tidak ada perhatian sama sekali. Yang berjuang itu, atlet sama pelatih saja yang berangkat SEA Games," aku Randu.
Sebelum berangkat SEA Games 2019, Randu dan kawan-kawan hanya mencicipi satu kali uji coba yakni pada Kejuaraan Asia 2019 bertajuk Asian Mens Volleyball Championship 2019 di Teheran, Iran pada September.
"Pelatih berharap tim minimal dua kali mengikuti uji coba. Kami mengajukan uji coba di Jepang dan Korea, tetapi terkendala masalah finansial. Kami sebenarnya sudah down disana. Sampai bertanya, kenapa kalau tim putra minta ikut uji coba susah, sedangkan putri lebih sering uji coba."
"Kalau putri sering uji coba, kenapa tidak putri yang ditargetkan emas? Tetapi, kami sebagai pemain punya motivasi jadi juara (SEA Games) meskipun di luar itu tidak ada uji coba," ucap pria berusia 25 tahun tersebut.
Menurut Randu, sehebat-hebatnya pemain pasti mempunyai kesalahan. Pemain hebat butuh jam terbang yang lebih tinggi.
"Lebih baik tidak usah menjadi pemain hebat, tetapi menjadi pemain yang berguna bagi negara," ujar Randu.