Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Siapa tahu mereka bisa bangkit setelah saya. Nitya sedang istirahat, masak tiba-tiba saya berhenti. Gapnya terlalu jauh. Jadi, pada akhirnya pikiran saya ya sudahlah."
Greysia bertandem dengan Apriyani sejak Mei 2017.
Dalam rentang waktu tersebut, Greysia/Apriyani telah menorehkan sederet prestasi yakni juara French Open 2017, Thailand Open 2017, dan India Open 2018.
Greysia/Apriyani juga meraih medali perunggu Asian Games 2018, medali emas SEA Games 2019, dan medali perunggu Kejuaraan Dunia pada 2018 dan 2019
"Ternyata saya bisa juara dengan Apri. Saat itu, sudah ada Anggi/Ketut, Della/Rizki. Kenapa saya tidak dipartnerkan dengan salah satu dari mereka? karena koh Didi (Eng Hian, pelatih kepala ganda putri Indonesia) dan Mas Chafidz (Yusuf, asisten pelatih) memilih saya sekalian bermain dengan junior."
Baca Juga: Fajar/Rian Didorong untuk Bisa Juara pada All England Open 2020
"Adanya Apriyani yang diperkirakan bisa nyambung dilihat dari latihan. Anaknya semangat, positif, dia mau maju, ya sudah dipartnerkan eh juara," ujar perempuan kelahiran 11 Agustus ini.
"Saya bilang ini takdir hidup. Setelah juara, pelatih mulai bertanya bagaimana Greys kelihatannya kamu ini nih. Saya jawab maksudnya apa? Saya mencoha hingga Asian Games 2018. Di luar ekpektasi saya bisa lanjut sampai sekarang," aku Greysia.
Greysia selanjutnya mulai fokus berlatih dan berbicara dengan Apriyani soal waktunya yang tidak lama jika mereka akan berpartner.
"Saya bilang punya planning seperti ini bla bla bla, kamu mau tidak?kalau mau begini, kalau tidak saya membantu kamu saja," ujar Greysia.