Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Selama libur ini tidak ada keputusan apa-apa masih berjalan normal. Kita tetap membayar gaji pemain sesuai biasanya," ungkapnya.
Manajeman PSIS Semarang mamahami kondisi ini tidak ada satu pun yang menghendaki, semua klub juga pasti mengalami kerugian.
Dirinya berasumsi bahwa kondisi semacam ini merupakan resiko dari sebuah industri, dalam hal ini industri sepak bola.
"Sekarang semua pasti rugi. Klub mau bertanding tidak bisa, kita mau jualan tidak bisa, tokonya tutup. Semua (industri) pasti rugi termasuk sepakbola" ujar Yoyok.
Terlepas dari hal itu, Yoyok meminta kepada PSSI untuk memberikan keputusan yang tegas secepatnya terkait keberlanjutan Liga agar manajemen klubnya dan yang lain dapat segera mengatur anggaran keuangan.
"Makanya kami peserta Liga 1 meminta segera ada keputusan, kompetisi ini mau ditunda saja, atau seperti apa. Supaya kita bisa menyusun keuangan."
"Tapi kalau memang harus dihentikan, ya caranya bagaimana, apa saja itu kan yang atur PSSI dan pemerintah," ucapnya menambahkan.
Di sisi lain, pihaknya juga tidak bisa mengubah kontrak pemain secara sepihak megingat ada hukum legal yang mengatur kontrak profesional.
"Kontrak pemain ada aturannya. Kita kontrak semuanya berpegang pada FIFA, undang-undang, baru statuta PSSI. Kami tidak bisa kita mengatur sendiri. Itu namanya sepihak," tutur Yoyok mengakhiri.
Baca Juga: Awal Musim Shopee Liga 1 2020 Reuni, Zulham Zamrun Kurang Menit Bermain