Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sementara Bagnaia masih lebih mengandalkan kecepatan di tikungan tikungan, hampir sama seperti sang guru, Valentino Rossi.
Potensi juara Moto2 2018 itupun dianggap akan lebih kelihatan apabila bergabung dengan Yamaha. Namun begitu, ide pindah ke pabrikan lain telah ditepis olehnya.
"[Pindah ke] Yamaha? Ide bagus, tetap saya lebih memilih Ducati," kata pembalap berusia 23 tahun itu, dilansir BolaSport.com dari Corse di Moto.
Bagnaia berpendapat bahwa tidak pantas baginya untuk menyerah dan hijrah ke pabrikan lain.
"Mereka telah menginvestasikan banyak hal dengan saya, saya percaya dengan mereka dan itulah yang harus kami pertahankan bersama," ujar Bagnaia.
Baca Juga: Duel Tyson Fury Vs Deontay Wilder III Jadi Korban Pandemi Covid-19 Berikutnya
Sementara dengan perbedaan gaya balapnya dengan karakter motor Ducati, Bagnaia percaya dapat menemukan titik temu layaknya sang pendahulu, Jorge Lorenzo.
Sama seperti Bagnaia, gaya berkendara Lorenzo memang lebih condong ke Yamaha. Namun, Por Fuera sanggup tampil melesat ketika sudah klik dengan Si Desmosedici.
Kebetulan, motor Bagnaia juga diurus oleh Cristian Gabarrini, kepala kru yang menangani Lorenzo semasa membalap bareng pabrikan Borgo Panigale.
Bagnaia berusaha mempelajari data milik Lorenzo, terutama dalam pengereman. "Akhir-akhir ini saya juga sudah melihat data dari Dovizioso, Petrucci, dan Miller," pungkasnya.
Baca Juga: Masih Belepotan Saat Main Gim, Alasan Valentino Rossi Absen dari Balapan Virtual MotoGP?