Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

April Mop, Lelucon Nurdin Halid Pimpin PSSI dari Penjara Harus Selesai

By Hugo Hardianto Wijaya - Rabu, 1 April 2020 | 16:50 WIB
Nurdin Halid, mantan ketua umum PSSI periode 2003-2011. (irwanfebri)

BOLASPORT.COM - Tepat hari ini, 1 April 2011, rezim kontroversial milik Nurdin Halid yang telah memimpin PSSI selama delapan tahun harus berakhir.

PSSI memiliki sejarah menarik yang terjadi para perayaan April Mop yang jatuh pada 1 April setiap tahunnya.

Jika pada April Mop orang-orang boleh berbohong atau memberi lelucon, PSSI justru mengakhiri 'lelucon' panjang penuh kontroversi yang telah berlangsung selama delapan tahun.

Pada 1 April 2011, Nurdin Halid yang merupakan Ketua Umum PSSI saat itu, diberhentikan dari jabatan yang sudah diembannya sejak 2003.

Nurdin Halid merupakan sosok kontroversial yang kerap mendapat kritik banyak pihak selama memimpin PSSI.

Baca Juga: 4 Suporter Shopee Liga 1 Dapat Pujian dari PT Liga Indonesia Baru

Salah satu kontroversi yang paling dikenang adalah kemampuan Nurdin Halid memimpin PSSI dari balik jeruji besi.

Nurdin Halid memang berulang kali masuk penjara pada periode 2004-2007 karena berbagai macam kasus.

Pebisnis asal Watampone, Sulawesi Selatan itu tersangkut kasus mulai dari penyelundupan gula impor ilegal hingga korupsi pengadaan minyak goreng.

Catatan kriminal yang dimiliki Nurdin sudah menyalahi statuta FIFA, di mana seorang pelaku kriminal tidak boleh menjabat sebagai ketua umum sebuah asosiasi sepak bola nasional.

Namun, Nurdin tetap bergeming dengan meneruskan jabatannya sebagai Ketum PSSI.

Bahkan, meski sempat didesak mundur pada Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) 2008, Ketua Umum PSSI tak jua berganti.

Kenyataan itu menimbulkan banyak demo yang dilakukan para suporter di seluruh Indonesia dengan tujuan melengserkan Nurdin Halid dari kursi Ketua Umum PSSI.

Hal tersebut kemudian membuat Wakil Presiden saat itu, Jusuf Kalla, Ketua KONI, serta FIFA menekan Nurdin untuk segera mundur.

FIFA juga mengancam untuk memberikan sanksi kepada PSSI jika tidak segera menyelenggarakan pemilihan ulang ketua umum.

Baca Juga: Presiden Borneo FC Pastikan Para Pemain Sepakat soal Pembayaran Gaji

Eks Ketua Umum (Ketum) PSSI, Nurdin Halid (kanan), menghadiri Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI.

Alih-alih mundur, Nurdin tetap menjalankan rezimnya di PSSI meski tetap tinggal di dalam hotel rodeo.

Nurdin bahkan sempat mengganti statuta PSSI mengenai ketua umum yang sebelumnya berbunyi 'harus tidak pernah terlibat dalam krasus kriminal' menjadi 'harus tidak sedang dinyatakan bersalah atas suatu tindakan kriminal'.

Setelah terbebas dari penjara, Nurdin kembali mencalonkan dirinya sebagai Ketua Umum PSSI dalam Kongres PSSI di Kepulauan Riau pada 2011.

Langkah itu menuai reaksi suporter yang ditunjukkan dengan gelombang demonstrasi di berbagai daerah.

Demonstrasi besar-besaran juga menyebabkan terjadi kericuhan di lokasi Kongres PSSI di Kepri.

Baca Juga: Garang di Lapangan, Bek Kiri Liverpool Tunjukkan Aksi Mulia Untuk Perangi COVID-19

Hal itu membuat pemerintah, melalui Menpora Andi Malarangeng, bersama dengan FIFA menghentikan pemberian dana kepada PSSI.

FIFA kemudian mengambil keputusan tegas melarang Nurdin Halid, Nirwan Dermawan Bakrie, George Toisutta, Arifin Panigoro, ikut serta dalam pemilihan pemimpin di PSSI.

FIFA lantas menunjuk Agum Gumelar untuk menjadi Ketua Komite Normalisasi untuk mengadakan pemilihan Ketua Umum PSSI yang baru.

Pada 9 Juli 2011, lewat Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Solo, Djohar Arifin terpilih sebagai Ketua Umum PSSI untuk periode 2011-105, sekaligus mengakhiri rezim Nurdin Halid.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P