Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Klub raksasa Liga Inggris, Liverpool, menuai banyak kritik setelah mengumumkan pemberian cuti kepada karyawannya.
Pada Sabtu (4/4/2020) sore waktu setempat, Liverpool mengeluarkan sebuah pernyataan terkait sikap klub di tengah pandemi COVID-19.
Pernyataan tersebut berisi tentang pemberian cuti kepada karyawannya selama Liga Inggris ditangguhkan.
Meskipun begitu, Liverpool akan tetap membayar penuh gaji karyawan mereka yang diistirahatkan.
Baca Juga: Ronaldo Jadi Pesepak Bola Pertama yang Pendapatannya Tembus 1 Miliar Dolar AS
"Liverpool FC telah memberikan cuti kepada staf yang terkena dampak suspensi Liga Inggris," bunyi pernyataan tersebut seperti dikutip BolaSport.com dari laman resmi Liverpool.
"Klub telah mengonfirmasi bahwa staf tersebut akan dibayar 100 persen dari gaji mereka untuk memastikan tidak ada anggota staf yang dirugikan secara finansial."
"Bulan lalu klub juga mengonfirmasi bahwa akan membayar penuh staf matchday dan non-matchday selama musim ditangguhkan," tulis pernyataan Liverpool.
Baca Juga: Arsenal Lakukan Kontak dengan Man United untuk Transfer Jesse Lingard
Meski hal tersebut bisa dibilang meringankan para karyawannya, keputusan Liverpool mencutikan karyawannya justru menuai banyak kritik.
Pasalnya, dengan mengambil keputusan tersebut, secara otomatis Liverpool memanfaatkan program Pemerintah Inggris yang memungkinkan semua pekerja untuk mendapat cuti, tetapi tetap bisa menerima gaji secara utuh.
Program tersebut bernama The Coronavirus Job Retention Scheme, yang mana akan membayar 80 persen gaji karyawan dengan batas 2.500 pounds (sekitar Rp 50 juta) per bulan, setidaknya untuk tiga bulan ke depan.
Adapun Liverpool, seperti diketahui, merupakan salah satu klub sepak bola terkaya di dunia.
Maka, keputusan memberi cuti dan memanfaatkan program pemerintah dinilai kurang etis, mengingat Liverpool pasti sanggup membayar gaji karyawan.
Baca Juga: Jawaban Maverick VInales Tentang Peluang Raih Gelar Juara MotoGP 2020
Salah satu orang yang mengkritik tindakan itu adalah legenda Liverpool sendiri, Jamie Carragher.
Hal tersebut diungkapkan oleh Carragher melalui akun Twitter pribadinya.
"Juergen Klopp menunjukkan belas kasih kepada semua orang pada awal pandemi ini, pemain senior yang terlibat dalam Liga Inggris juga mengambil pemotongan upah," tulis Carragher.
"Namun, semua penghormatan dan itikad baik itu hilang karena ini, itu buruk @LFC," sambungnya.
Jurgen Klopp showed compassion for all at the start of this pandemic, senior players heavily involved in @premierleague players taking wage cuts. Then all that respect & goodwill is lost, poor this @LFC https://t.co/9bE8Rw1veE
— Jamie Carragher (@Carra23) April 4, 2020
Baca Juga: Libur Tapi Tak Bisa Keluar Rumah, Pelatih Persik Sempat Stres
Selain Carragher, koresponden sepak sola senior untuk The Independent, Melissa Reddy, juga menyampaikan kekecewaannya atas keputusan Liverpool tersebut.
"Ini sebuah langkah yang mengecewakan dari Liverpool," tulis Reddy dalam cuitannya.
"Mereka mendapat penghasilan sebelum pajak sebesar 42 juta pound dan peningkatan omzet menjadi 533 juta pound pada 2018-19 dan dimiliki oleh seorang pria dengan kekayaan bersih di atas 2 miliar pound."
"Ini seakan menghilangkan semua kerja bagus yang sudah mereka lakukan selama krisis ini," tulis Melissa menambahkan.
Lots of 'it's practical' talk, but a disappointing move from Liverpool, who made a pre-tax profit of £42m and increased turnover to £533m in 2018-19 and are owned by a man with a net worth upwards of £2bn. Undercuts a lot of the good work they've done during this crisis.
— Melissa Reddy (@MelissaReddy_) April 4, 2020
Baca Juga: Xavi Berikan Sumbangan Bernilai Rp18 Miliar untuk Perangi COVID-19
Tak hanya Carragher dan Melissa saja yang mengkritik keputusan Liverpool mengistirahatkan karyawannya.
Tokoh-tokoh sepak bola Inggris juga turut menyampaikan kritik untuk kebijakan The Reds itu.
And they gave £43m to agents last year. Four weeks into a shutdown, the government is being asked to pay 80% of Liverpool's wages for non-playing staff (club paying the other 20%).
— Paul Hayward (@_PaulHayward) April 4, 2020
It's indefensible. https://t.co/2kK8wPWoAu
Liverpool spent £43.8m on agents' fees between February 2018 and January 2019 – that figure would keep around 500 staff on full pay for almost 10 months. Premier League clubs using furlough is morally repugnant. UEFA have also relaxed FFP to allow clubs to survive this period.
— Chris Williams (@Chris78Williams) April 4, 2020
So Liverpool, the 7th richest football club in the world, places non playing staff on furlough, but expects the Government to pay 80% of their salaries. Wouldn’t it be better to let the Govt keep the money to put to better use and the Club pays 100%?
— Ross Crombie (@RossCrombie) April 4, 2020