Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Apalagi untuk bisa mentas di kasta tertinggi di Indonesia. Tentu Ternate masih memiliki banyak Pekerjaan Rumah (PR) untuk bisa mewujudkan itu.
Sementara itu, Effendi mengaku bahwa memang sepak bola di Ternate kesulitan berkembang karena pengurus masih berada di lingkup yang sama, sehingga kesulitan untuk berkembang dan terbang jauh.
“Kalau klub ada Persiter, tetapi hanya sampai di Liga 3 saja. Pengurus masih memakai cara lama untuk mengelola klub, jadi perkembangannya hanya di situ-situ saja, dan tidak mampu melangkah ke kasta tertinggi,” ujar pria yang biasa disapa Epen tersebut.
Sehingga itulah menjadi alasan utama para pemain Ternate lebih mujur di tanah orang.
Baca Juga: Pesan Gelandang Bali United untuk Suporter di Tengah Wabah Virus Corona
Mereka mau tidak mau harus merantau ke kota orang untuk bisa mewujudkan mimpi menjadi pemain sepak bola profesional yang handal.
“Itu kenapa, rata-rata pemain di Ternate juga memberanikan diri merantau karena sudah pasti kalau tetap berada di sini berarti ia tidak akan bisa menjadi pemain profesional,” tutur Efenddi.
Deretan pemain asal Ternate banyak yang sudah malang melintang di sepak bola Indonesia, bahkan tak sedikit yang memperkuat tim nasional Indoensia di sejumlah kelompok umur.
Para pemain itu di antaranya, yakni Rival Lastori (Borneo), Aljufri Daud (Borneo), Muhammad Sihran (Borneo), Anan Lestaluhu (Bali United), Dodi Alekvan Djin (Madura United), Hendra Molle (PSS), dan Ardi Idrus (Persib).
Frets Butuan (Persib), Zulham Zamrun (Persib), Rizky Pora (Barito), Ambrizal Umanailo (Barito), Ilham Udin Armaiyn (Barito), Abduh Lestaluhu (Tira-Persikabo), Safrudin Tahar (PSIS), Andre Abu Bakar (Persiraja), Zamrony (Persiraja), Serdy Ephyfano (Bhayangkara).
Pemain yang memperkuat timnas Indonesia, Ferre Murarri (Timnas U-16) dan Serdy Ephyfano (Timnas U-19), Ardi Idrus, Abduh Lestaluhu, dan beberapa pemain lain.
Sementara itu mantan pemain timnas dan Liga 1, yakni T.A. Musafry, Rahmat Rivai, Fandy Mochtar.