Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Ratu Tisha Destria mencetak sejumlah terobosan dalam masa jabatannya sebagai Sekretaris Jenderal PSSI selama hampir tiga tahun sejak 17 Juli 2017.
Ratu Tisha telah mengakhiri pengabdiannya sebagai Sekretaris Jenderal PSSI pada Senin (13/4/2020).
Lewat akun Instagram pribadinya, perempuan 35 tahun tersebut menyampaikan surat pengunduran dirinya dari kursi Sekjen PSSI.
"Dear friends, hari ini, Senin, 13 April 2020, melalui surat, saya telah resmi mengundurkan diri dari posisi Sekretaris Jenderal PSSI," tulis Ratu Tisha.
Baca Juga: Pemain Arsenal Tolak Proposal Pemotongan Gaji yang Disodorkan Klub
"Saya bersyukur pernah meraih kesempatan bekerja untuk melayani anggota PSSI, pemain, pelatih, wasit, match commissioner, instruktur, dan para pencinta sepakbola sejak 17 Juli 2017," ucapnya menambahkan.
Dilansir Bolasport.com dari Kompas, Ratu Tisha mulai dikenal oleh publik sepak bola nasional saat dirinya menjadi Direktur Kompetisi dan Operasional PT Gelor Trisula Semesta (GTS) yang menggelar Indonesia Soccer Championship 2016.
Setelah itu, Ketua Umum PSSI periode 2016-2020, Edy Rahmayadi, menunjuk Ratu Tisha menjadi Sekjen PSSI untuk menggantikan Adi Wellington pada medio 2017.
Penunjukkan dirinya saat itu membuat Ratu Tisha menjadi Sekjen wanita pertama yang pernah ada di PSSI.
Kehadiran Ratu Tisha di tubuh induk organisasi sepak bola Tanah Air langsung memberikan banyak perubahan.
Di tangan Ratu Tisha, PSSI menjelma menjadi lembaga sepak bola nasional yang memunculkan terobosan-terobosan baru.
Di tahun pertamanya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha bersama dengan PSSI menerbitkan filosofi sepak bola Indonesia (Filanesia) yang menjadi kurikulum pembinaan pemain usia muda hingga profesional di Tanah Air.
Kemudian, pada awal 2018, Ratu Tisha dan PSSI membuat gebrakan dengan mewajibkan seluruh tim peserta Liga 1 untuk memiliki akademi usia muda.
Baca Juga: Alasan Cristiano Ronaldo Malu Saat Berada di Manchester United
Klub-klub akademi tersebut juga diikutsertakan dalam kompetisi Elite Pro Academy (EPA) yang dibedakan dalam tiga kelompok usia, yakni U-17, U-18, dan U-20.
Tak hanya itu, EPA kemudian diselaraskan dengan program kerjasama antara PSSI dan Mola TV, yaitu Garuda Select.
Ratu Tisha juga memiliki peran penting dalam penyelenggaraan Liga 1 Putri 2019.
Perlu dicatat bahwa kompetisi tersebut menjadi kompetisi sepak bola putri pertama di Indonesia sepanjang sejarah.
Di kancah internasional, Ratu Tisha juga memiliki sederetan catatan apik yang tak bisa dianggap remeh.
Baca Juga: Setelah Valentino Rossi, Pembalap Tim Satelit Susah Jadi Juara MotoGP
Pada Juni 2019, Ratu Tisha diangkat sebagai salah satu Wakil Presiden Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF) untuk periode 2019-2023.
Ratu Tisha juga menjadi wanita pertama yang pernah terpilih sebagai Wakil Presiden sepanjang sejarah AFF.
Tak lama kemudian, Ratu Tisha ditunjuk sebagai anggota Komite Kompetisi Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dan menjadi orang Indonesia pertama yang pernah memangku jabatan itu.
Puncak terobosan Ratu Tisha di PSSI adalah berhasil membawa Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021.
Baca Juga: Punya Istri Seorang Dokter Jadi Berkah untuk Kiper Persib Ini
Presentasi yang dilakukannya di hadapan petinggi FIFA pada akhir Oktober 2019 berperan besar dalam terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah ajang bergengsi tersebut.
Seperti diketahui, saingan Indonesia dalam perebutan tuan rumah Piala Dunia U-20 2021 adalah Peru dan Brasil.
Terakhir, Ratu Tisha juga mewakili PSSI dalam menerima penghargaan sebagai Federasi Sepak Bola Terbaik di Asia Tenggara versi AFF pada November 2019.
Itulah sederet terobosan yang sudah ditorehkan oleh Ratu Tisha selama tiga tahun berkiprah sebagai Sekjen PSSI.
Patut dinanti pengganti Ratu Tisha yang lebih baik dan bisa menghadirkan terobosan-terobosan lain untuk memajukan sepak bola Indonesia.