Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Petualangan bakat muda Inter Milan berlanjut ke episode 3 di Serial Dream Chasers: Inter yang tayang di Mola TV apps dan website Mola TV.
Alami kekalahan beruntun dari AC Milan dan Chievo, Inter harus bersiap menghadapi laga penentuan di UEFA Youth League (Liga Champions untuk kategori usia muda) melawan Spartak Moscow.
Seperti kata kiper legendaris Inter Milan Fransesco Toldo di awal-awal serial bahwa kompetisi Eropa menjadi hal yang penting buat pemain muda, karena memiliki kemiripan dengan Liga Champions.
Dua kekalahan Inter atas AC Milan dan Chievo dirasa pelatih Stefano Vecchi mirip. Il Nerazzuri mendominasi laga, hasil tak berpihak kepada mereka. Untuk itu, pemain diliburkan pasca-pertandingan.
Persiapan melawan Spartak Moscow, kita diajak untuk melihat persiapan dari sudut pandang kiper muda Inter, Marco Pissardo dan Vlagan Dekicc
Marco Pissardo dan Vlagan Dekic diturunkan bergantian sebagai kiper oleh Stefabo Vecchi. Marco Pissardo dikenal sebagai kiper kuat, berani dan aneh oleh rekan-rekannya.
Baca Juga: Dream Chasers Inter Eps 2 - Badai Itu Belum Usai
Meski tidak memiliki postur yang bagus karena ia tidak tinggi, namun reflek dan keberaniannya menjadikannya punya nilai plus di mata pelatih. Pissardo berbicara bahwa menjadi kiper adalah soal menghadapi tekanan, terutama sebelum laga.
Hubungannya dengan Vlagan Dekic sangat harmonis. Tidak ada persaingan. Ia bahkan tak ragu memuji permainan Dekic jika ia yang diturunkan.
Sementara itu, Vlagan Dekic mengidolakan Inter sejak kecil. Sebelumnya, ia bermain di negara asalnya, Serbia untuk Red Star Belgrade.
Laga melawan Spartak Moscow pun tiba, Kali ini Vlagan Dekic yang mendapat kepercayaan dari Stefano Vecchi mengisi pos penjaga gawang.
Baca Juga: Dream Chasers Inter Eps 1 - Panasnya Derby della Madonnina di Level Primavera
Bermain di Giuseppe Meazza menjadi tekanan sendiri buat para pemain muda Inter. Pertama mereka tidak biasa bermain di Stadion sebesar Giuseppe Meazza, dan kedua adalah faktor penonton yang lebih banyak ketimbang saat berlaga di Liga Primavera.
Inter mengawali laga dengan baik, Xian Emmers membawa pasukan biru hitam unggul cepat pada menit ke-12.
Spartak tak pantang menyerah. Dua gol dilesakkan langsung sebelum babak pertama berakhir masing-masing lewat Soltmurad Bakaev dan Danila Proshliakov. Kedudukan 1-2 untuk keunggulan tim tamu menjadi hasil babak pertama.
Di babak kedua, Inter mau tak mau harus tampil menyerang. Jens Odgaard pun dimasukkan oelatih Stefano Vecchi. Inter pun bisa menyamakan kedudukan melalui Jens Odgaard pda menit ke-83 setelah memanfaatkan umpan dari Andrea Pinamonti. 2-2.
Baca Juga: Dream Chasers Inter Milan - Jadilah Saksi Bakat Muda Digembleng di Akademi Inter
Semenit berselang, Inter mampu membalikkan kedudukan menjadi 3-2 setelah bek-bek Spartak salah mengantisipasi di dalam kotak penalti, sehingga Daniil Petrunin mencetak gol bunuh diri. Namun sayang, kemenangan yang sudah di depan mata sirna, setelah Spartak mendapat hadiah penalti pada menit ke-88. Alexander Rudenko sukses mencetak gol lewat titik putih. 3-3.
Peluit panjang ditupkan wasit, laga pun harus diteruskan ke babak adu penalti untuk menentukan siapa yang lolos ke 16 besar UEFA Youth League.
Kunci sukses Inter Milan ada di penampilan Vladan Dekic. Ia berhasil menggagalkan 3 eksekutor penalti Spartak. Sementara eskekutor yang gagal menjalankan tugasnya hanya Matteo Rover.
Inter pun sukses melaju ke babak 16 besar UEFA Youth League setelah menang adu penalti atas Spartak dengan skor 3-1 (6-4). Menang atas Spartak, para pemain Inter mendapat libur sehari setelahnya.
Baca Juga: Berperang Melawan Corona Lewat Dream Chasers Garuda Select
Cerita kemudian beralih ke Nicolo Zaniolo, yang berasal dari klub Serie B, Virtus Entella. Zaniolo menjadi salah satu pemain Inter Primavera yang pernah merasakan kompetisi profesional sebelum gabung Inter.
Ada juga cerita soal Marco Sala, winger Inter yang jadi sosok hangat dalam keluarga. Ia dikenal rekan-rekannya sebagai winger yang disiplin saat latihan.
Kembali ke Liga Primavera, lawan yang akan dihadapi selanjutnya adalah Atalanta. Tim tidak melakukan persiapan mendalam karena mereka sudah mengenal baik Atalanta.
Bermain di Stadion Breda San Giovanni, Inter Vs Atalanta adalah perebutan puncak klasemen pekan ke-19 Liga primavera. Jika Inter menang maka mereka akan menggeser Atalanta.
Baca Juga: Dream Chasers Garuda Select Season 2 Eps 9 - Kembalinya 5 Pemain Hebat
Nicolo Zaniolo membawa Inter unggul cepat pada menit ke-7. Tetapi Atalanta membalas dua gol sebelum setengah jam jalannya laga. Pertama lewat tendangan bebas Thomas Bolos dan sepakan kaki kanan Lorenxo Migliorelli.
Pada menit ke-38, Jens Odgaard menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Ini adalah gol kelima Odgaard di liga musim itu.
Di babak kedua, Inter tampil lebih menekan. Hasilnya, mereka dapat mengungguli Atalanta kembali lewat sepakan kerasa Gabriele Zappa pada menit ke-66.
Setelah unggul 3-2, Inter menurunkan tekanan dan tampil bertahan. Namun ketidakberuntungan kembali menghampiri Inter. Marco Sala dinilai mengenai bola dengan tangan di kotak penalti sendiri pada menit ke-90+2'.
Baca Juga: Dream Chasers Garuda Select Season 2 Eps 8 - Kemenangan Terbesar di Tanah Britania Raya
Wasit pun menunjuk titik putih untuk memberikan Atalanta penalti. Kemenangan Inter buyar seketika saat Thomas Bolis sukses mengonversi penalti yang menjebol gawang Vladan Dekic. 3-3.
Frustrasi para pemain Inter tergambar jelas pacsa-laga. Terutama sang pelatih, Stefano Vecchi yang berulang kali memprotes ofisial pertandingan. Para pendukung pun mengekspresikan ketidakpuasan dengan laga ini.
Bagaimana para pemain muda Inter akan bangkit dari laga lawan Atalanta ini? Saksikan kelanjutan kisahnya hanya di Serial Dream Chasers: Inter yang bisa disaksikan di Mola TV Apps dan Mola TV website.