Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Marc Marquez Sebut Mental Menembus Batas Ada di Dalam DNA-nya

By Diya Farida Purnawangsuni - Selasa, 5 Mei 2020 | 15:40 WIB
Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez saat memenangkan GP Australia pada 27 Oktober 2019. (twitter.com/marcmarquez93)

BOLASPORT.COM - Juara dunia MotoGP enam kali asal Spanyol, Marc Marquez, mengungkap rahasia di balik cerita suksesnya dalam satu dekade terakhir.

Selain berhasil meraih gelar juara MotoGP pada tahun 2013, 2014, 2016, 2017, 2018, dan 2019, Marc Marquez juga memiliki titel kampiun 125cc (sekarang Moto3) 2010 dan Moto2 2012.

Rangkaian prestasi tersebut menjadikan Marquez sebagai sosok pembalap terbaik yang pernah ada di ajang Grand Prix.

Dalam wawancara dengan DAZN yang dikutip BolaSport.com dari Crash, Marquez mengatakan bahwa mental menembus batas ada di dalam DNA-nya.

Mental itulah yang kemudian membuat dia tak takut mengambil risiko berbahaya.

Baca Juga: Susy Susanti Sebut Minimnya Turnamen Junior karena Pandemi Covid-19 Jadi Tantangan pada Kejuaraan Dunia

Pada MotoGP 2017 dan 2018 misalnya.

Marquez membuat rekor tersendiri dalam urusan jatuh dari motor alias crash.

Tiga tahun lalu, pembalap Repsol Honda itu tercatat jatuh 27 kali, sementara pada tahun 2018, 24 kali.

Hebatnya, catatan insiden tersebut tetap bisa membawa Marquez menjadi juara dunia MotoGP.

Marquez pun menjelaskan bahwa rangkaian crash itu pada akhrinya menempa dia menjadi sosok pembalap seperti saat ini.

Musim lalu, Marquez memangkas jumlah insiden jatuh dari motornya menjadi 14 kali saja.

MOTOGP
Marc Marquez terjatuh di tikungan 12 MotoGP Americas 2019, Senin (15/4/2019) WIB.
Dari 14 kesempatan nahas itu, Marquez cuma sekali mengalami crash saat lomba yakni pada balapan MotoGP Americas 2019.

Alhasil, Marquez gagal melintasi garis finis dan rentetan kemenangannya di Circuit of the Americas (CotA) resmi terputus.

Selebihnya, kakak kandung pembalap Alex Marquez itu terjatuh dari motornya saat menjalani sesi latihan bebas atau kualifikasi.

Marc Marquez mengatakan, strategi untuk melaju dalam kecepatan maksimal -yang dia sebut sebagai "risiko dan penghargaan"- mampu memberinya gambaran kecepatan maksimal yang dapat dia lakoni.

Hal itulah yang pada akhirnya membuat Marquez memiliki jarak tersendiri dengan para rivalnya.

Baca Juga: Justin Gaethje Yakin Bisa Kalahkan Tony Ferguson pada UFC 249

"Menyeimbangkan antara risiko dan penghargaan itu sulit," ucap Marquez.

"Tanpa mengambil risiko, tidak akan ada penghargaan. Jika Anda ingin penghargaan lebih baik dari yang lainnya, Anda harus mengambil risiko lebih tinggi. Menembus batas ada di dalam DNA saya," kata Marquez lagi.

Lebih lanjut, Marquez juga mengatakan bahwa terjatuh dari motor secara rutin telah melatihnya untuk menghindari cedera.

Meskipun faktanya, saat ini, dia masih bergulat dengan cedera bahu kanan.

Baca Juga: Atlet Indonesia Juga Turut Berduka karena Wafatnya Didi Kempot

"Jatuh dari motor tidak pernah menjadi hal bagus, tetapi mendapatkan pengalamannya membantu," ujar Marquez.

"Saat itu terjadi, saya mengencangkan tubuh dan bahu saya, saya mempersiapkan diri untuk jatuh, berusah untuk mendarat di gravel dengan kaki yang terangkat."

"Anda tidak bisa melatih diri untuk jatuh, tetapi saat Anda sering terjatuh, pada akhirnya Anda semi-terlatih," kata dia menambahkan.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P