Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Kemudian kami mengubah formasi di tengah musim dan hal itu mengubah situasi sampai kami kemudian menjadi juara," lanjut Ganz, yang kini menjabat sebagai pelatih tim perempuan AC Milan.
Pada musim 1998-1999, formasi 3-4-3 memang revolusioner buat AC Milan.
Sebelumnya, I Rossoneri sudah terbiasa bermain dengan formasi empat bek, entah itu 4-4-2 atau 4-3-1-2.
Wajar jika seperti yang diutarakan Maurizio Ganz, AC Milan mengalami kesulitan di awal kompetisi.
Alessandro Costacurta dan Paolo Maldini kelabakan bermain dalam skema tiga bek.
Demetrio Albertini dan Zvonimir Boban kebingungan menjalankan peran defensif di lini tengah.
Baca Juga: Kisah Perjodohan David Beckham dan AC Milan, Cinta yang Baru Terbalas 9 Tahun
AC Milan mengalami kesulitan menemukan pemain yang pas di posisi sayap kiri sampai akhirnya Andres Guglielminpietro muncul.
George Weah dan Ganz sendiri menjadi penyerang sayap.
Waktu itu, Zaccheroni sampai membawa serta dua andalannya selama di Udinese, Oliver Bierhoff dan Thomas Helveg.
Dua pemain ini diharapkan bisa membantu pemain AC Milan yang lain lebih cepat menjalankan sistem 3-4-3.
Dengan hampir semua pemain ditempatkan di posisi ngawur seperti dikatakan Ganz, AC Milan mungkin tidak akan menjadi juara jika terus bertahan dengan 3-4-3.
Menjelang akhir kompetisi, Zaccheroni mengubah pola menjadi 3-4-1-2 dan AC Milan sukses menjadi juara dengan rentetan 7 kemenangan dalam 7 laga terakhir.